BRIN dan Poltek Lamandau Kolaborasi Penelitian RSR untuk Memprediksi Produktivitas Kelapa Sawit

BRIN dan Poltek Lamandau Kolaborasi Penelitian RSR untuk Memprediksi Produktivitas Kelapa Sawit
Dok. Brin

29 May 2023 , 13:37 WIB

Agricom.id, CIBINONG - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Politeknik Pembangunan Pertanian Lamandau bekerja sama dalam penelitian penginderaan jauh (Remote Sensing Research /RSR) untuk memperkirakan produktivitas kelapa sawit.

Penelitian ini bertujuan untuk menggunakan teknologi penginderaan jauh, seperti citra satelit, untuk memantau lahan perkebunan kelapa sawit dan memperkirakan produktivitasnya. Kolaborasi antara BRIN dan Poltek Lamandau akan memungkinkan pemanfaatan data dan sumber daya yang tersedia secara optimal.

Baca juga: Kementan Kawal Perizinan Berusaha Sub Sektor Perkebunan

Metode penginderaan jauh memungkinkan para peneliti untuk memperoleh informasi tentang keadaan lahan, pertumbuhan tanaman, dan faktor-faktor lingkungan lainnya yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit. Dengan memanfaatkan citra satelit yang tersedia secara reguler, para peneliti dapat mengamati perubahan dalam luas lahan perkebunan kelapa sawit, tingkat pertumbuhan tanaman, serta mengidentifikasi potensi masalah seperti serangan hama atau kekurangan air.

 

Penandatanganan kerja sama kedua belah pihak dilakukan oleh  Kepala Pusat Riset Penginderaan Jauh (PRPJ), Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) BRIN, Rahmat Arief dengan Direktur Politeknik Lamandau, A. Adhityawan Nugroho di Gedung Teratai KST Soekarno Cibinong, Jumat (26/5/2023).

Baca juga : Dewan Bisnis European Union - ASEAN, Mendorong Penerimaan Skema RSPO di Pasar Uni Eropa

Rahmat Arief dalam sambutannya mengatakan, BRIN memiliki tugas untuk memperbanyak mitra dalam melakukan kolaborasi, terutama dalam melakukan kolaborasi riset. Tujuannya untuk membentuk ekosistem riset agar menjadi basis perekonomian. Ekonomi yang berbasis riset akan lebih tahan, terutama yang menggunakan teknologi tinggi.

“Untuk itu BRIN mengupayakan adanya pembentukan sebuah ekosistem riset yang akan didukung dengan kebijakan, SDM, infrastruktur dan proses bisnis. Keempat hal ini sangat penting,” ujarnya dikutip Agricom.id dari laman resmi BRIN, Sabtu (27/5/2023).

Terkait kebijakan riset, Rahmat Arief menyatakan pemerintah harus memberikan kondisi lingkungan yang baik. Untuk SDM, pelaku-pelakunya bisa dari kementerian, pemerintah daerah, akademisi,  industri dan masyarakat. “Oleh karena itu perjanjian kerjasama ini merupakan salah satu tujuan kami,” kata Arief.

Kolaborasi ini akan memungkinkan pertukaran pengetahuan dan keterampilan antara BRIN dan Poltek Lamandau. Para peneliti dan mahasiswa Poltek Lamandau akan memiliki akses ke infrastruktur dan peralatan penginderaan jauh yang dimiliki oleh BRIN, sementara BRIN dapat memanfaatkan pengetahuan praktis dan pengalaman dari para ahli di Poltek Lamandau.

Baca juga : Menko Airlangga Matangkan Persiapan Misi Indonesia - Malaysia ke Uni Eropa

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi industri kelapa sawit. Dengan memahami lebih baik faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas, petani dan pengelola perkebunan dapat mengambil langkah-langkah yang lebih efektif dalam meningkatkan hasil panen mereka. Selain itu, pemantauan lahan secara teratur melalui penginderaan jauh dapat membantu dalam manajemen yang lebih baik, termasuk penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan perlindungan lingkungan.

Kolaborasi antara BRIN dan Poltek Lamandau dalam penelitian penginderaan jauh untuk memperkirakan produktivitas kelapa sawit adalah langkah yang positif menuju peningkatan inovasi dan keberlanjutan dalam industri kelapa sawit di Indonesia. (T4)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP