Peningkatan kesejahteraan petani swadaya kelapa sawit adalah salah satu pilar utama Musim Mas dalam kebijakan keberlanjutan untuk meningkatkan taraf hidup bagi Petani, Pekerja, dan Masyarakat. Foto: Agicom
AGRICOM, JAKARTA - Women Smallholders Program, sebuah inisiatif pemberdayaan untuk petani perempuan dan istri petani kelapa sawit yang menjadi binaan Musim Mas di provinsi Riau. Pelaksanaan program perdana yang berlangsung dari bulan Mei hingga Oktober 2023 di tiga kabupaten di Riau dianggap berhasil, dan rencananya akan diteruskan untuk diterapkan di wilayah lain pada tahun mendatang. Musim Mas juga membuka peluang kerjasama bagi para pemangku kepentingan yang berminat menjalankan program ini.
Peningkatan kesejahteraan petani swadaya kelapa sawit adalah salah satu pilar utama Musim Mas dalam kebijakan keberlanjutan untuk meningkatkan taraf hidup bagi Petani, Pekerja, dan Masyarakat. Sejak tahun 2015, perusahaan telah menginisiasi program pemberdayaan petani swadaya dengan memberikan pelatihan kepada mereka mengenai praktik-praktik perkebunan yang berkelanjutan. Program ini telah menjadi inisiatif pemberdayaan petani swadaya terbesar di Indonesia, melibatkan 42.900 petani di enam provinsi di seluruh Indonesia.
Menurut Linda Wati, Women Smallholders Program – Project Leader, Musim Mas, di samping komitmen Musim Mas untuk terus mengembangkan program pemberdayaan petani swadaya yang dimiliki, kami juga memandang bahwa perempuan memiliki peranan penting bagi keluarga dan keberlanjutan industri kelapa sawit. Karena itu, Women Smallholders Program dihadirkan untuk memberdayakan petani perempuan dan istri petani melalui berbagai pelatihan yang menekankan aspek sosial-ekonomi agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki.
Baca juga : Menko Airlangga Tegaskan Lindungi Industri Kelapa Sawit Nasional Dari Kebijakan Uni Eropa
“Sehingga mereka mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi lebih di dalam keluarga. Dari survey terhadap calon peserta yang kami lakukan sebelum program ini dimulai, modul pelatihan yang akan dijalankan terkait dengan nutrisi dan kesehatan keluarga, literasi keuangan, dan peluang bisnis rumahan,” jelas Linda di acara Women Smallholders Program di Jakarta, Selasa (12/12) yang dihadiri Agricom.id.
Women Smallholders Program dimulai dengan pelatihan nutrisi dan kesehatan keluarga. Musim Mas berkolaborasi dengan dua akademisi dari Universitas Sumatera Utara (USU), yaitu Dr. Fotarisman Zaluchu, S.K.M, M.P.H dan Dr. Putri C. Eyanoer, MS.Epi, Ph.D, untuk melaksanakan program pelatihan dengan materi yang dituangkan dalam tiga modul: ‘Generasi Sehat, Keluarga Sehat’ yang berisi nutrisi keluarga; ‘Emas Dari Dalam Kandungan’ mengenai gizi balita dan pola asuh; dan, ‘Sehat Diri, Sehat Sekitar’ yang menjelaskan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.
Pelatihan perdana ini diikuti oleh 500 perempuan dari tiga kabupaten: Rokan Hilir, Rokan Hulu, dan Pelalawan. Melalui tiga kali tatap muka, dengan materi yang berbeda, pelatihan menggunakan pendekatan participatory, reflective, dan interactive, mengombinasikan modul dengan games, diskusi, dan aktivitas peserta. Tujuannya agar peserta dapat mengingat keseluruhan materi untuk digunakan dalam praktik perilaku secara mandiri setelah pelatihan selesai.
Baca juga : Komisi IV DPR RI Pertanyakan Anggaran Pupuk Subsidi yang Terus Diturunkan Pemerintah
Sebelum setiap pertemuan dilakukan, para peserta juga menjalani cek kesehatan berupa pencatatan berat dan tinggi badan, tekanan darah, kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol. Program pelatihan yang berlangsung selama enam minggu ini juga menggunakan metode pendampingan perilaku menggunakan kalender kesehatan dan grup whatsapp.
Dikenal sebagai peneliti, penulis, pelatih, dan Dosen di Program Studi Antropologi Sosial di FISIP USU, Dr. Fotarisman Zaluchu, S.K.M., M.P.H memaparkan, melihat dan mengetahui latar belakang peserta yang sebagian besar awam dengan istilah-istilah kesehatan, kita harus bisa memberikan informasi yang mudah dipahami oleh mereka.
“Kami mengembangkan teknik belajar yang edukatif tetapi menyenangkan, di mana penyampaian materi dilakukan secara dialogis, melibatkan indra, dan membangkitkan semangat. Kami menyampaikan materi sesuai dengan konteks keseharian mereka, dan dari awal, menjelaskan juga kesulitan-kesulitan yang akan mereka hadapi. Model pembelajaran seperti ini ternyata menyenangkan bagi mereka,” papar Dr. Fotarisman.
Baca juga : Harga Referensi Minyak Kelapa Sawit Menguat 5,94% di Periode Desember 2023
Menurut pengamatan Dr. Putri C. Eyanoer, MS.Epi., Ph.D., peneliti dan konsultan yang juga Dosen Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran USU, program ini memiliki framework yang tepat dengan memilih para ibu sebagai target peserta pelatihan. Pengaruh Ibu pada keluarga terlihat dengan mengajak suami untuk hidup sehat, tentu dengan segala keterbatasannya.
“Efek domino memang hanya bisa didapat melalui komitmen yang kuat untuk mewujudkannya. Mulai dari mengajak suami untuk ikut menerapkan apa yang didapat dalam pelatihan, sehingga bisa merasakan manfaatnya bersama, dan melalui unggahan di grup whatsapp, dapat memotivasi ibu dan pasangan lain untuk melakukan program bersama,” jelas Dr. Putri.
Dari sisi peserta, Roslina Tampubolon, petani Perempuan di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, mengatakan,”Kalau memikirkan masa depan anak saya, saya ingin sehat. Saya merombak habis kebiasaan, dan beralih mengonsumsi makanan sehat, sehingga kini dari bangun tidur, rasanya penuh energi. Saya juga berbagi dan mengajak keluarga dan teman-teman untuk hidup sehat.”
Baca juga : Harga Referensi Biji Kakao Menguat 12,09% di Periode Desember 2023
Musim Mas optimis bahwa program ini bisa terus dikembangkan dan diterapkan di daerah-daerah lainnya, mengingat program ini berkontribusi langsung dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, khususnya Tanpa Kelaparan (nomor 2), Kesetaraan Gender (nomor 5), serta Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (nomor 8). Perluasan program juga dapat dilakukan dengan memberdayakan para petani Perempuan atau istri petani yang sudah mendapatkan pelatihan untuk berbagi dengan anggota keluarga atau komunitasnya.
“Setelah pelatihan nutrisi dan kesehatan keluarga, selanjutnya kami akan merancang pelatihan terkait literasi keuangan dan peluang bisnis rumahan. Karena itu, Musim Mas menyambut baik seluruh stakeholders yang ingin berkolaborasi, untuk meningkatkan kehidupan keluarga petani swadaya di Indonesia,” tutup Linda. (A3)