AGRICOM, JAKARTA – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) bersama Kementerian Pertanian menegaskan komitmen menjaga ketersediaan pupuk nasional sebagai fondasi utama menuju swasembada pangan. Langkah ini sejalan dengan agenda strategis pemerintahan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Komitmen tersebut ditegaskan dalam diskusi Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bertajuk “Menjamin Ketersediaan Pupuk, Menegakkan Swasembada Pangan” di Gedung Kementan, Jakarta, Selasa (26/8).
BACA JUGA:
- Perkuat Ketahanan Pangan, Kementan Genjot Integrasi Padi Gogo di Lahan PSR
- Kementan Tekankan Kemitraan Sawit Inklusif untuk Ketahanan Pangan Nasional di Borneo Forum 2025
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Gusrizal, menyampaikan capaian produksi hingga semester I-2025 sudah mencapai 3,5 juta ton, atau 54,5 persen dari target tahunan 6,43 juta ton. Produksinya terdiri dari 1,86 juta ton urea, 149 ribu ton NPK, dan 1,49 juta ton amonia. Untuk distribusi pupuk bersubsidi, realisasinya sudah mencapai 500 ribu ton ke wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
“Kami optimistis target produksi 2025 tercapai. Ini bentuk nyata kontribusi Pupuk Kaltim bagi swasembada pangan nasional,” tegas Gusrizal, dikutip Agricom.id dalam keterangan.
Dari sisi pemerintah, Kapoksi Pupuk Bersubsidi Ditjen PSP Kementan, Sry Pujiati, SP, MAP, memastikan stok pupuk bersubsidi tahun ini aman. Alokasi tercatat sebesar 9,55 juta ton senilai Rp44 triliun untuk 14,9 juta petani penerima. Hingga 25 Agustus 2025, realisasi penyaluran sudah mencapai 4,8 juta ton atau sekitar 59 persen.
"Isu kelangkaan pupuk tidak benar. Stok tersedia, hanya distribusinya memang bertahap. Sistem e-RDKK juga terus kami perbaiki agar penyaluran transparan dan tepat sasaran," jelasnya.
Meski demikian, tantangan di lapangan tetap ada. Wakil Sekretaris Jenderal KTNA, Zulharman Djusman, menyoroti hambatan rantai keterbatasan, keterbatasan penyuluh, serta akses digital di desa.
“Sosialisasi e-RDKK harus diperkuat karena masih banyaknya petani yang mengalami kesulitan akibat keterbatasan teknologi dan infrastruktur,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Subtansi Padi Irigasi dan Rawa, Direktorat Serealia Kementan, Mochamad Nurhidayat, SP, MP, menekankan bahwa peningkatan produksi pangan juga dilakukan melalui strategi lain: perluasan areal tanam, optimalisasi lahan, penggunaan benih unggul, mekanisasi, hingga pemanfaatan pupuk organik.
Dengan sinergi pemerintah, BUMN, dan petani, semua pihak optimistis target swasembada pangan bisa terwujud.
“Pemerintah hadir untuk memastikan pupuk tersedia, produksi meningkat, dan pelindung terlindungi,” tutup Nurhidayat. (A3)