Buka ICOPE 2025, Wamentan Sudaryono Dorong Peningkatan Produktivitas Sawit untuk Ketahanan Pangan dan Energi Berkelanjutan


AGRICOM, BALI – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengajak para pelaku usaha dan pengembang kelapa sawit global untuk meningkatkan produktivitas guna memperkuat ketahanan pangan serta mendukung pengembangan energi berkelanjutan. 

Ajakan ini disampaikan saat pembukaan International Conference of Oil Palm and Environment (ICOPE) 2025 yang berlangsung di Bali pada Rabu (12/2/2025). 

Dalam kesempatan tersebut, Wamentan Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, menekankan pentingnya penelitian untuk meningkatkan kesuburan tanah serta pengembangan teknologi guna mendorong produktivitas kelapa sawit. 

BACA JUGA: Harga CPO di Inacom dan Bursa Malaysia Naik pada Rabu 12 Februari 2025

“Saya mendorong penelitian terkait kesuburan tanah dan pengembangan teknologi agar kelapa sawit memiliki produktivitas tinggi. Dengan demikian, kita dapat meningkatkan produksi nasional dan global secara signifikan,” ujar Sudaryono, dikutip dari laman resmi dikutip Agricom.id dari laman resmi Kementan.

Wamentan Sudaryono mengungkapkan bahwa sektor perkebunan dan industri kelapa sawit memiliki potensi besar untuk menggerakkan perekonomian, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Menurutnya, peranan industri sawit begitu strategis, sehingga dengan meningkatkan produktivitas akan menguatkan posisi Indonesia sebagai pemain kunci sawit global.

Wamentan Sudaryono juga menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto, memiliki target besar dalam mengembangkan biofuel berbasis kelapa sawit, seperti B14, B15, dan saat ini terus berinovasi dalam pengembangan biofuel dengan target B40.

Menurutnya, ini adalah langkah pemerintah Indonesia untuk menjadikan kelapa sawit sebagai bahan multifungsi yang mendukung ketahanan energi dan ekonomi. Apalagi, lebih dari 60 persen minyak dunia dipasok dari sawit Indonesia.

“Dalam program yang kami jalankan, kami telah berinisiatif melakukan peremajaan (replanting). Langkah ini sangat penting untuk mendorong reformasi peremajaan, terutama di perkebunan besar di mana pohon yang sudah tua telah mencapai akhir masa produktifnya,” katanya.

BACA JUGA: Mentan Amran: Efisiensi Anggaran Tak Akan Hambat Swasembada Pangan

Wementan Sudaryono menambahkan, pemerintah saat ini berfokus pada kesejahteraan petani dan pengusaha baru di sektor pertanian, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo untuk menciptakan lebih banyak orang kaya baru melalui sektor pertanian.

“Pak Prabowo mengatakan kepada kami tujuan kita bernegara itu adalah membuat sebanyak-banyaknya orang kaya baru. Artinya yang tidak kaya, tidak sejahtera jadi tambah sejahtera Artinya ada kesejahteraan yang diberikan kepada kesejahteraan yang meningkat diantara rakyat itu sendiri,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua ICOPE 2025, Jean-Pierre Caliman, menambahkan bahwa konferensi ini bertujuan untuk memperkuat komitmen dalam penelitian dan pembangunan sawit berkelanjutan.

Ia mengingatkan bahwa perubahan iklim menjadi tantangan besar bagi industri kelapa sawit, dengan dampak gelombang panas ekstrem yang dapat merusak ekosistem dan penyerbuk tanaman yang sangat penting untuk produksi pertanian.

“Perubahan iklim telah menyebabkan suhu global meningkat lebih dari 1,5°C, yang mempengaruhi proses penyerbukan dan kualitas serbuk sari. Ini menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama,” ujar Jean.

Ia menegaskan dalam ICOPE 2025, pentingnya kolaborasi antara para pemangku kepentingan, termasuk petani kecil, akademisi, dan ekonom lingkungan, untuk mendorong sawit yang lebih berkelanjutan di masa depan. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP