Kerjasama dengan SPKS, Kepala Dinas Perkebunan Muba Dukung Kelembagaan Petani Sawit Swadaya


AGRICOM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melalui Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) terus memberikan dukungan penuh kepada petani sawit swadaya untuk meningkatkan produktivitas, kualitas hasil panen, dan kesejahteraan para petani. Langkah ini sejalan dengan upaya peningkatan keberlanjutan sektor perkebunan kelapa sawit yang menjadi komoditas unggulan daerah.

Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Muba, Akhmad Toyibir yang hadir dalam acara penandatanganan kerjasama dengan Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), mengatakan kerjasama ini untuk meningkatkan kapasitas petani dan penguatan kelembagaan serta pelaksanaan sertifikasi petani kelapa sawit di Kabupaten Muba, pada Selasa (10/12) di Jakarta.

Acara yang diadakan SPKS ini juga melakukan penandatangan kerjasama dengan Nissin Food yang sudah terjalin lama, untuk mendukung petani sawit swadaya yang telah menerapkan praktik budidaya yang berkelanjutan di Muba.

BACA JUGA: Kerjasama SPKS dan Nissin Foods Holdings untuk Sawit Rakyat Berkelanjutan

Menurut Akhmad Toyibir, Dinas Perkebunan Sumatera Selatan sudah menjalankan berbagai program pendampingan budidaya, mulai dari pelatihan teknis untuk meningkatkan Kompetensi, penyuluhan mengenai praktik pertanian berkelanjutan, pembentukan kelembagaan petani, sosialisasi peremajaan sawit rakyat (PSR), hingga membantu petani swadaya mendapatkan sertifikasi sawit berkelanjutan.

“Kami telah mendaftarkan, menginventarisir petani swadaya untuk membuat Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB), untuk memberikan identitas kepada petani sawit atau komoditi lainnya agar dapat ditelusuri (traceability). Sertifikasi ini penting untuk memastikan produk kelapa sawit memenuhi standar keberlanjutan yang menjadi syarat dari European Deforestation Regulation (EUDR), ungkapnya kepada Agricom.id.

BACA JUGA: Harga TBS Sawit Sumsel Naik Rp 100,19 per Kg di Periode II-Desember 2024

Dinas Perkebunan turut mendorong pembentukan dan penguatan kelembagaan petani, seperti koperasi atau kelompok tani, untuk memperkuat posisi tawar petani swadaya di pasar. “Dengan kelembagaan yang kuat, petani dapat lebih mudah mengakses sarana produksi, memperoleh harga yang lebih baik, serta menjalin kemitraan dengan perusahaan pengolahan kelapa sawit,” kata Akhmad Toyibir.

Sementara Asrianto, Sekretaris Desa Sugih Waras mengatakan bahwa petani sawit di Desa Sugih Waras sangat mengharapkan kerjasama ini untuk perbaikan tata kelola sawit di tingkat desa. Terdapat 300 kepala keluarga dengan kebun sawit swadaya seluas 500 hektar di Desa Sugih Waras.

“Petani sawit memerlukan dukungan untuk peningkatan kapasitas, pembentukan kelembagaan dan pengetahuan tentang penerapan praktik berkelanjutan termasuk melalui sertifikasi. Kami berharap, program kerjasama ini memberikan manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan petani di tingkat desa dan agar perusahaan sawit dapat membangun kemitraan yang adil bagi warga desa,” tutup Asrianto. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP