AGRICOM, SUMATERA BARAT - Menteri Perdagangan Budi Santoso (Mendag Busan), pada Jumat (9/2), resmi melepas ekspor satu kontainer produk tuna beku, yaitu frozen yellow fin tuna loin, ke Uni Emirat Arab (UEA). Ekspor yang bernilai USD 90 ribu atau setara Rp1,87 miliar ini dilepas di PT Dempo Andalas Samudera, Padang, Sumatera Barat.
Pelepasan ekspor ini juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Fajarini Puntodewi, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, serta perwakilan dari Aruna Holding dan PT Dempo Andalas Samudera.
Dalam sambutannya, Mendag Budi Santoso mengungkapkan pentingnya memanfaatkan berbagai perjanjian perdagangan, seperti Indonesia-UEA CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement), untuk mendorong ekspor. CEPA ini memungkinkan penghapusan tarif bea masuk untuk sekitar 94% produk, membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia di UEA.
BACA JUGA:
- Asahan Siap Jadi Lumbung Pangan: Pemerintah Dorong Peningkatan Produksi Padi Lewat IP 3
- Kementan Perbaiki Sistem Irigasi di Tapanuli Selatan Demi Tingkatkan Produksi
"Kita sudah memiliki perjanjian dagang dengan UEA yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Selain itu, Indonesia juga tengah mengejar penyelesaian perjanjian dengan Uni Eropa yang akan membuka pasar besar untuk kita," ujar Mendag Busan dikutip Agricom.id dari laman Kemendag (12/5).
Di sisi lain, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi mengharapkan dukungan lebih lanjut dari pemerintah pusat untuk memperluas ekspor produk unggulan daerah, terutama melalui Export Coaching Program yang telah menghasilkan 60 eksportir baru.
Utari Octavianty, Chief Sustainability Officer Aruna Indonesia, menyampaikan rasa terima kasih kepada Kemendag atas dukungannya, yang memungkinkan PT Dempo Andalas Samudera terus mengekspor tuna ke Dubai. Menurutnya, ekspor ini sangat penting untuk menjaga mata pencaharian nelayan di Bungus, Sumatera Barat, serta memberi akses pasar yang lebih baik bagi mereka.
"Ekspor ini menjadi simbol kerja keras para nelayan, karyawan, dan seluruh ekosistem perikanan di daerah kami," kata Utari. (A3)