Dari Kakao hingga Tebu, Hilirisasi di Sulsel Jadi Motor Ekonomi Baru Petani

Dari Kakao hingga Tebu, Hilirisasi di Sulsel Jadi Motor Ekonomi Baru Petani
Agricom.id

17 October 2025 , 17:39 WIB

Kementan dan Pemprov Sulsel mempercepat hilirisasi perkebunan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas unggulan dan kesejahteraan petani melalui sinergi dengan PTPN dan kemitraan lokal. Foto: Istimewa

 

AGRICOM, MAKASSAR — Pemerintah terus mendorong sektor perkebunan naik kelas. Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), program hilirisasi perkebunan kini dipercepat demi meningkatkan nilai tambah komoditas unggulan seperti kakao, kopi, kelapa, pala, lada, tebu, dan jambu mete.

Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, menegaskan dukungan penuh terhadap langkah ini. Menurutnya, keberhasilan hilirisasi sangat bergantung pada sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha.

“Kami siap mendukung penuh program hilirisasi di Sulsel. Butuh keseriusan dan kerja sama semua pihak agar hasilnya nyata dan bisa langsung dirasakan oleh petani,” ujar Andi Sudirman, dikutip Agricom.id dari laman Ditjenbun, Kamis (16/10/2025).

BACA JUGA:  Tanah Laut Bangkitkan Lahan Tidur, Program Kementan Genjot Cetak Sawah untuk Swasembada Pangan

Dari sisi pusat, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, menyampaikan bahwa Sulawesi Selatan menjadi salah satu daerah yang memprioritaskan pengembangan perkebunan nasional. Dari total target pengembangan 500 ribu hektare kelapa sawit nasional, sekitar 100 ribu hektare akan dikonsentrasikan di Sulsel, meliputi Luwu Timur, Luwu Utara, Barru, Bone, dan Gowa.

Heru menambahkan, program ini akan mendapat dukungan dari Holding Perkebunan PTPN, yang akan membangun pabrik minyak goreng dan biodiesel di kawasan pengembangan sawit. Ia menekankan data penting Calon Petani dan Calon Lahan (CPCL) yang akurat dari pemerintah daerah agar kemitraan dengan masyarakat dapat berjalan tepat sasaran.

“Kami harap Pemda bisa segera mempercepat penyusunan CPCL. PTPN akan terjadi langsung dengan petani, sementara bibit disiapkan oleh Ditjen Perkebunan. Dengan begitu, manfaat ekonomi bisa langsung dirasakan masyarakat lokal,” jelas Heru.

BACA JUGA: 

- Perkuat Ekosistem Perdagangan Nasional, KPBN Gelar Tender Perdana Pasar Lelang Komoditas Kopi

Harga CPO KPBN INACOM Nyaris Tak Bergerak, Sementara Bursa Malaysia Turun Empat Hari Beruntun pada Rabu (15/10)

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa hilirisasi merupakan arah utama pembangunan perkebunan nasional. Oleh karena itu, sudah saatnya daerah penghasil tidak hanya mengekspor bahan mentah, tetapi juga mengolahnya agar lebih bernilai dinikmati langsung oleh petani.

“Kita tidak boleh lagi mengirimkan bahan mentah ke luar negeri. Hilirisasi adalah jalan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat ekonomi daerah. Sulsel punya potensi besar, dan pemerintah siap mendukung melalui bantuan bibit gratis, akses KUR, serta kemitraan dengan PTPN,” tegas Amran.

Ia juga menekankan pentingnya jaminan pasar dan pembiayaan yang adil bagi petani, agar hilirisasi benar-benar membawa manfaat nyata dan berkelanjutan, bukan hanya sebatas wacana di atas kertas.

Program hilirisasi perkebunan di Sulawesi Selatan diharapkan menjadi model sinergi yang sukses antara pemerintah pusat, daerah, dan BUMN dalam membangun ekonomi daerah berbasis komoditas unggulan. Dengan langkah ini, petani tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga bagian dari rantai nilai industri yang produktif dan menguntungkan. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP