Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyampaikan bahwa pabrik NPK Nitrat berkapasitas 100 ribu ton per tahun tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada 2027. Foto: Istimewa
AGRICOM, CIKAMPEK — Pemerintah terus memperkuat fondasi kemandirian pupuk nasional dengan memulai pembangunan pabrik NPK Nitrat pertama di Indonesia. Fasilitas produksi ini ditujukan untuk mengurangi ketergantungan impor sekaligus menekan biaya produksi pertanian, sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan nasional.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, menyampaikan bahwa pabrik NPK Nitrat berkapasitas 100 ribu ton per tahun tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada 2027. Pembangunan pabrik baru ini juga menggantikan fasilitas lama yang dinilai sudah tidak efisien.
BACA JUGA: Hadir di Rakernas APPSI, Wamentan Sudaryono Tegaskan Era Prabowo Fokus Swasembada Pangan
“Kita mengganti pabrik yang sudah tua karena sudah tidak efisien. Harapannya, produktivitas meningkat dan ongkos produksi bisa ditekan, sekaligus mensubstitusi impor pupuk,” ujar Sudaryono usai menghadiri groundbreaking pabrik NPK Nitrat PT Pupuk Kujang di Cikampek, Jawa Barat, Senin (23/12/2025). Acara tersebut turut dihadiri Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi, serta jajaran terkait.
Sudaryono menegaskan, pembangunan pabrik NPK Nitrat ini merupakan bagian dari rencana pembangunan tujuh pabrik pupuk baru hingga 2029. Langkah tersebut sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan sektor pangan dan pertanian sebagai prioritas pembangunan nasional.
“Ini bagian dari tujuh pabrik yang kita bangun sampai 2029. Penambahan kapasitas ini penting untuk menyongsong visi Presiden yang menempatkan pangan dan pertanian sebagai program prioritas, sehingga kebutuhan pupuk harus selaras dengan agenda pemerintah,” jelasnya.
Selain peningkatan kapasitas produksi, pemerintah juga terus melakukan pembenahan tata kelola pupuk nasional, mulai dari penyederhanaan distribusi hingga kebijakan harga. Salah satu kebijakan yang telah diputuskan Presiden adalah pemberian diskon harga pupuk subsidi sebesar 20 persen.
BACA JUGA:
- HKTI: Perpres 113/2025 Dorong Revolusi Tata Niaga Pupuk dan Ketahanan Pangan
- Perpres 113 Tahun 2025 Perkuat Tata Kelola, Industri Pupuk Nasional Didorong Lebih Bergairah
“Pupuk Indonesia mencatatkan kinerja yang baik. Ketersediaan pupuk terjaga, distribusi disederhanakan agar petani penerima hak tidak mengalami kendala, dan harga pupuk subsidi didiskon 20 persen. Ke depan, pabrik baru dan kapasitas tambahan akan mendorong efisiensi yang lebih baik,” tambah Sudaryono.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengungkapkan bahwa selama ini Indonesia masih mengimpor sekitar 450 ribu ton NPK Nitrat per tahun. Oleh karena itu, pembangunan pabrik NPK Nitrat di Pupuk Kujang dinilai menjadi tonggak penting bagi industri pupuk nasional.
“Apa yang kita bangun hari ini menjadi landasan sejarah baru industri pupuk dan pertanian nasional. Selama ini Indonesia mengimpor 450 ribu ton NPK Nitrat. Dengan kapasitas 100 ribu ton per tahun di Pupuk Kujang, kita mulai memperkuat produksi dalam negeri agar kebutuhan nasional semakin didominasi oleh Pupuk Indonesia Group,” ujarnya.
Rahmad menambahkan, dengan nilai investasi sekitar Rp550–600 miliar, pabrik ini tidak hanya ditujukan untuk menggantikan impor, tetapi juga untuk menurunkan harga pupuk NPK Nitrat agar lebih terjangkau bagi petani. Langkah ini diharapkan dapat menekan biaya produksi pertanian sekaligus meningkatkan daya saing produk pertanian nasional.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menekankan pentingnya ketersediaan pupuk yang memadai dan terjangkau dalam menjaga produktivitas pertanian serta keberlanjutan lingkungan. Ia juga mendorong pengembangan pupuk organik sebagai bagian dari pertanian berkelanjutan.
“Mudah-mudahan Pupuk Indonesia terus memproduksi pupuk yang mendorong produktivitas sekaligus memulihkan unsur hara dan mikroorganisme di sawah. Ke depan, penggunaan pupuk organik juga perlu terus diperbanyak sebagai bagian penting dalam membangun ekosistem pertanian yang berkelanjutan,” pungkasnya. (A3)