AGRICOM, NGADA — Sebanyak 15 ton kopi Arabika Bajawa asal Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, resmi diekspor ke Bangkok, Thailand, pada Senin (13/10). Pengiriman senilai Rp1,56 miliar itu menegaskan kembali posisi Indonesia sebagai salah satu produsen kopi unggulan dunia.
Ekspor tersebut dilakukan langsung dari Desa Mukuvoka, Kecamatan Bajawa. Produk kopi ini merupakan hasil kerja keras para petani dan pengusaha muda dari PT Rumah Kopi Bajawa serta Koperasi Produsen Kopi Ekoheto Sejahtera. Kopi Bajawa dikenal karena karakter rasanya yang khas — memadukan aroma buah pir, cokelat, serta sentuhan buah menyerupai jeruk dan apel.
Para pelaku penindasan pentingnya regenerasi petani muda dan pendampingan berkelanjutan dari berbagai pihak agar industri kopi Flores terus tumbuh dan memberdayakan saing di pasar global.
BACA JUGA:
- Ditjenbun Kementan dan SGN Tanam Perdana Bongkar Ratoon Tebu di Batang
- Kinerja Pertanian Nasional Melonjak: PDB Naik 13,8%, Produksi Beras Cetak Rekor Tertinggi
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan apresiasi terhadap kolaborasi antara IPB University dan PT Astra International Tbk, yang berhasil membawa petani lokal menembus pasar ekspor. Menurutnya, langkah ini menjadi bukti nyata transformasi pertanian nasional berbasis hilirisasi dan pemberdayaan petani agar menjadi pelaku utama dalam rantai nilai global.
Sementara itu, Plt. Dirjen Perkebunan Abdul Roni Angkat menjelaskan, model kemitraan ekspor kopi Bajawa sejalan dengan strategi Kementerian Pertanian dalam memperkuat korporatisasi petani melalui koperasi dan badan usaha milik petani. Dengan kelembagaan yang kokoh, petani memiliki posisi tawar yang lebih kuat dan akses pembiayaan yang lebih luas, sehingga ekspor dapat berjalan secara berkelanjutan.
“Keberhasilan kopi Bajawa ini harus menjadi contoh bagi komoditas lain. Kolaborasi antara perguruan tinggi, dunia usaha, dan pemerintah menunjukkan bahwa dengan dukungan teknologi, kelembagaan, dan pemberdayaan yang tepat, petani desa bisa bersaing di pasar global. Kita ingin petani Indonesia menjadi pemain global, bukan sekadar penonton,” tegas Roni, dikutip Agricom.id .
Program ekspor ini merupakan hasil sinergi IPB University melalui Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim bersama Astra International dalam program Desa Sejahtera Astra (DSA) dan One Village One CEO (OVOC). Seluruh proses bisnis dikelola oleh anak-anak muda desa, yang kini membina lebih dari 250 petani di enam desa penghasil kopi Bajawa.
Pemerintah Kabupaten Ngada pun memberikan apresiasi penuh terhadap inisiatif tersebut. “Pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri. Kami berterima kasih kepada IPB, Astra, dan Kementerian Desa yang telah membantu membawa kopi Bajawa ke pasar dunia,” ujar Wakil Bupati Ngada Bernadinus Dhey Ngebu. (A3)