Hepala daerah (bupati) se-Indonesia mendeklarasikan komitmen pembangunan berkelanjutan dalam acara Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) bekerja sama dengan Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) di Hotel Borobudur, Jakarta, pada 4 Oktober 2023. Foto: Ist
AGRICOM, JAKARTA - Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) dan Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) terus mengawal berbagai persiapan untuk mendukung visi ekonomi lestari melalui hilirisasi komoditas bernilai tambah dari potensi keanekaragaman hayati sebagai bentuk dari pengembangan sektor bioekonomi, untuk dapat menjaga lingkungan serta memberikan kesejahteraan pada masyarakat.
Pergantian kepemimpinan di tahun 2024 dapat menjadi momentum untuk akselerasi ekonomi restoratif di tingkat nasional maupun daerah untuk mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan sekaligus pengurangan emisi karbon.
LTKL sebagai asosiasi pemerintah kabupaten yang sudah melakukan kerjasama multipihak dalam mengembangkan berbagai kegiatan guna menerapkan pembangunan lestari di sembilan kabupaten sejak tahun 2017 berharap pemerintah nasional dan daerah selanjutnya dapat meneruskan perkembangan ekonomi lestari, sebagai tujuan jangka panjang bioekonomi .
Salah satu agenda LTKL-KEM di tahun 2024 adalah meneruskan rangkaian program kolaborasi dengan kabupaten dan mitra pembangunan dalam mengembangkan kesiapan kabupaten dalam mengimplementasikan ‘resep’ transformasi yurisdiksi berkelanjutan melalui bimbingan teknis bagi para kabupaten anggota melalui tindakan kolektif 5 pilar esensial, yaitu (i) perencanaan, (ii) kebijakan & regulasi, (iii) tata kelola multi-pihak, (iv) aksi bersama (inovasi & investasi), dan (v) pemantauan, pelaporan, dan komunikasi.
Baca juga: ISPO: Pilar Kedaulatan Perkebunan Indonesia dan Tuntutan Pengakuan Resmi dari Uni Eropa
“Memasuki fase tumbuh di tahun 2024, LTKL akan bergerak lebih gigih untuk menjadi penopang yang kokoh secara kelembagaan, kemitraan, dan kapasitas. Salah satu fokus utama dari tahap ini adalah membangun kapasitas setiap kabupaten dan memastikan para inisiator terutama generasi muda, perempuan, masyarakat adat dan komunitas lokal secara aktif berkontribusi untuk mewujudkan transformasi kabupaten lestari. Idealnya, berbagai forum multi pihak beraksi untuk Indonesia yang subur tanahnya, jernih airnya, bersih udaranya, serta sejahtera rakyatnya,” ungkap Ristika Putri Istanti, Kepala Sekretariat LTKL, dikutip dari rilis yang diterima Agricom.id.
Indra Darmawan, Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi/BKPM, mengungkapkan komitmen Kementerian Investasi untuk mendukung rangkaian pengembangan portofolio investasi berkelanjutan untuk daerah-daerah yang mempromosikan komoditas berbasis bioekonomi, di mana agenda investasi di sektor tersebut diperkirakan akan menyerap sekitar 45,4 miliar USD.
“Saat ini, sejumlah portofolio investasi lestari prioritas sedang diakselerasi. Salah satunya, adalah Proyek Prioritas Industri Hijau Pengelolaan Kelapa Terintegrasi di Kabupaten Gorontalo yang sudah dalam status ready to offer dengan nilai investasi sebesar Rp 643 miliar,” ujar Darmawan.
Pemerintah saat ini sudah mendetailkan rencana pengembangan berbasis bioekonomi, yang mencakup industri baru yang bersumber pada inovasi berbasis alam untuk produk-produk biosimilar dan vaksin, protein nabati, pangan biokimia, herbal dan nutrisi.
LTKL berencana untuk mengawal komitmen terhadap visi & misi ekonomi lestari dan pendekatan LTKL melalui dokumen perencanaan daerah, kebijakan payung untuk pendekatan pembangunan lestari di tingkat Peraturan Daerah dan kolaborasi program lintas dinas untuk seluruh kabupaten anggota. Sejumlah strategi yang akan terapkan, di antaranya, adalah memperkuat kelembagaan Dinas dan Kelembagaan Multipihak di kabupaten - baik dari sisi kapasitas lembaga, kewenangan maupun SDM.
Sementara itu, Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) yang merupakan bagian dari ekosistem LTKL berfungsi sebagai katalisator untuk menjembatani kemitraan strategis antar pemangku kepentingan di sektor ekonomi hijau, termasuk pelaku bisnis, investor, pemerintah, dan mitra pembangunan, mengharapkan
pemerintah baik nasional maupun daerah untuk sama-sama memiliki agenda dalam mewujudkan usaha dengan wawasan ekonomi restoratif dalam program kerjanya kedepan. Melalui berbagai program peningkatan kapasitas dan business matching, KEM memberikan ruang bagi pelaku usaha berbasis alam untuk tumbuh melalui pendanaan hijau.
Java Kirana, pelaku usaha komoditas kopi dalam jejaring KEM yang menitikberatkan kesejahteraan petani dan lingkungan, telah berkomitmen untuk berinvestasi dalam membangun sarana pemrosesan pasca panen dan pendampingan di kabupaten Sigi.
“Awalnya, kami hanya mendampingi petani di area perkebunan kopi di kawasan Kabupaten Bogor, agar mereka lebih sejahtera. Sekarang dengan bekerja sama dengan KEM, kami dapat membantu lebih banyak petani di daerah-daerah yang memiliki potensi,” ujar Noverian Aditya, co-founder Java Kirana. (A3)