AGRICOM, BALI – Minyak sawit adalah salah satu komoditas unggulan Indonesia dan memainkan peran penting dalam ekonomi nasional, sebagai penghasil minyak sawit terbesar di dunia, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menargetkan Indonesia akan memiliki otoritas penuh atas ketentuan harga (minyak sawit/CPO) yang berlaku di seluruh dunia.
“Target kita Indonesia yang menentukan harganya dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya,” ujar Wamentan Sudaryono dikutip Agricom.id dari laman resmi Ditjenbun.
Wamentan Sudaryono mengajak para petani dan juga para pelaku usaha di bidang perwasitan untuk memperlakukan sawit nasional sebagai perkebunan istimewa yang diberi perhatian khusus untuk memperkuat ekonomi nasional.
BACA JUGA:
- Harga Minyak Sawit Mentah (CPO) di Inacom Turun Rp 50 Pada Selasa 12 November 2024
- Harga CPO Inacom Naik Rp 244 pada Senin 11 November 2024
- Kementan Pastikan Optimalisasi Lahan untuk Swasembada Pangan Nasional
“Sawit ini champion kita, sawit ini andalan kita dan kita harus memperlakukan sawit kita sebagai sesuatu yang istimewa dan kita tidak mau didikte oleh negara lain,” tegas Wamentan yang akrab disapa Mas Dar.
Sebagai langkah konkret, pemerintah saat ini berhasil mengembangkan hilirisasi sawit dari komoditas biasa menjadi produk B50 yang bisa ditawarkan ke berbagai negara di seluruh dunia. “B50 ini adalah bargaining Indonesia kepada dunia. Tapi kalau mereka tidak mau ya kita gunakan sendiri. Jadi dengan B50 kita punya opsi agar semua sawit kita terserap,” jelasnya.
Wamentan Sudaryono menambahkan, pemerintah sudah memiliki hitung-hitungan yang matang terkait berapa banyak sawit yang harus dijual ke luar negeri dan berapa banyak sawit yang harus terserap di dalam negeri.
“Kita sudah punya perhitungan semuanya. Percayalah kita bisa karena kita punya banyak profesor dan kita banyak orang ahli dibilang sawit, kami juga sudah punya teknologi laboratorium untuk menghasilkan benih unggul. Jadi kita bisa cek sebelum jadi kecambah apakah sawit ini layak untuk ditanam atau tidak. Kenapa? Karena kita ingin bibit bibit sawit kita berstandar,” tambahnya. (A3)