AGRICOM, Bengkulu – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menginstruksikan jajarannya untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengoptimalkan pemanfaatan lahan perkebunan dan lahan kering di Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan nasional dan memperkuat ketahanan pangan.
Sebagai perwakilan Plt Direktur Jenderal Perkebunan, Direktur Perbenihan Perkebunan Ebi Rulianti secara simbolis melakukan tanam perdana padi gogo di lahan seluas 4 hektare milik petani kopi di Desa Tebat Laut, Kecamatan Seberang Musi, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, pada Kamis (30/01/2025).
"Setelah penanaman 4 hektare ini, rencananya pada Februari atau Maret 2025 akan dilakukan penanaman padi gogo di lahan seluas 500 hektare di Kabupaten Kepahiang," ungkap Ebi Rulianti, dikutip Agricom.id dari keterangan pers.
BACA JUGA: Peremajaan Sawit Rakyat: Butuh Dukungan Penuh dari Industri dan Pemerintah
Wakil Bupati Kepahiang, Zurdi Nata, menyambut baik program ini dan menyatakan dukungan penuh dari pemerintah daerah. Usai kegiatan tanam, Ebi Rulianti menegaskan bahwa penanaman padi gogo ini merupakan bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan nasional sesuai dengan program Presiden Prabowo Subianto. "Tantangan ke depan semakin besar, sehingga kita harus mengoptimalkan produksi pangan dalam negeri. Negara lain juga menjaga stok pangan mereka, bahkan beberapa sudah menghentikan ekspor," ujarnya.
Program ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi beras nasional serta mengurangi ketergantungan pada impor pangan.
Dan arahan Pak Presiden sudah jelas kita harus swasembada pangan secepat-cepatnya. Untuk itu Bapak Menteri Pertanian mengerahkan semua jajarannya memperkuat produksi maupun produktivitas agar ketersediaan bahan baku pangan aman dan kebutuhan pangan nasional terpenuhi di masa mendatang.
Pada kesempatan yang berbeda, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto menjelaskan, selain optimalisasi lahan, pengelolaan tata air juga perlu diperhatikan supaya bisa tanam tiga kali. Kemudian ada juga cetak sawah di luar Jawa. Hal tersebut dalam rangka mengenjot produksi padi.
Lebih lanjut Heru menjelaskan, Direktorat Jenderal Perkebunan diberi tugas oleh Pak Menteri untuk lakukan koordinasi terkait penanaman padi ladang atau padi lahan kering, yang terkenal dengan nama padi gogo.
Heru menambahkan, dengan memanfaatkan lahan yang ada semaksimal mungkin, seperti lahan-lahan perhutanan sosial, lahan milik instansi pemerintah, lahan milik TNI, termasuk lahan-lahan perkebunan seperti lahan perkebunan kopi yang ditumpangsarikan dengan padi gogo. Jadi saat petani menunggu kopinya berbuah bisa menghasilkan padi untuk memenuhi kebutuhan mereka juga, disamping untuk menyokong ketahanan pangan.
Menurut Heru, padi gogo dapat ditanam di lahan kering. Saat ini sudah memasuki musim hujan, bulan Januari mungkin sampai Maret itu masih ada hujan, dan benihnya juga diberikan sesuai waktu umur tanamnya. Insya allah sekitar 3 bulan itu sudah bisa panen. Nah, kalau yang di sawah ya padi sawah, kalau padi gogo di lahan kering. Jadi, disesuaikan dengan spesifikasi lahannya. (A3)