Indonesia-Turki Perkuat Kerja Sama Ekonomi Lewat CEO Roundtable Meeting


AGRICOM, ANKARA - Di tengah kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Turki untuk bertemu Presiden Recep Tayyip Erdo?an dan menjadi pembicara pada Leader’s Talk di Antalya Diplomacy Forum, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mewakili Presiden RI memberikan sambutan utama dalam pertemuan Turkiye-Indonesia CEO Roundtable Meeting.

Acara yang digelar oleh KADIN Indonesia bersama The Foreign Economic Relations Board of Turkey (DEIK) ini dihadiri lebih dari 50 pemimpin bisnis dari kedua negara. Mereka berasal dari beragam sektor, antara lain pertahanan, teknologi, konstruksi, infrastruktur, energi, kesehatan, farmasi, manufaktur, pendidikan vokasi, dan pengembangan SDM.

Turut hadir mendampingi dalam Turkiye-Indonesia CEO Roundtable Meeting tersebut di antaranya yakni Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Umar Hadi, dan Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Bakrie.

BACA JUGA: Indonesia dan Uni Emirat Arab Sepakati Investasi Sektor Susu, Kementan Siap Kawal

"Indonesia dan Turki perlu memperkuat kerja sama ekonomi serta melihat potensi yang masih sangat besar antara kedua negara, di tengah ketidakpastian global dan tren proteksionisme yang baru saja dilakukan oleh Amerika Serikat," ungkap Menko Airlangga, dalam keterangan tertulis yang diperoleh Agricom.id.

Menko Airlangga menambahkan bahwa kedua negara memiliki fundamental ekonomi yang cukup kuat, ditopang oleh konsumsi domestik yang tinggi. Tahun 2025 akan menandai 75 tahun hubungan bilateral Indonesia-Turki, menjadikan penguatan kerja sama ke tahap selanjutnya sebagai hal yang sangat penting.

Saat ini nilai perdagangan kedua negara mencapai sekitar USD2,4 miliar dan ditargetkan meningkat hingga USD10 miliar. Untuk itu, percepatan implementasi limited preferential trade agreement dinilai penting. Melalui perjanjian ini, kedua negara dapat berfokus pada penghapusan tarif dan hambatan non-tarif pada produk-produk utama, dengan proses negosiasi yang lebih singkat.

"Turki melihat Indonesia sebagai mitra utama dan hub bagi perdagangan di kawasan ASEAN," tutur Deputi Menteri Perdagangan Turki Ozgur Volkan Agar.

BACA JUGA: Indonesia Mengajak ASEAN Negosiasi Bersama untuk Hadapi Kebijakan Tarif AS

Turki telah memiliki kerja sama perdagangan bebas dengan Malaysia dan Vietnam sehingga sudah menjadi keharusan bahwa limited preferential trade agreement segera diselesaikan, sejalan dengan mandat kedua negara. Di sisi lain, Indonesia juga dapat melihat Turki sebagai hub untuk masuk pada pasar Uni Eropa dan mendukung percepatan penyelesaian perundingan Indonesia-Uni Eropa CEPA.

"Ada potensi produk pertanian Turki untuk bisa masuk ke pasar Indonesia, dan sebaliknya Turki juga terbuka terhadap ekspor produk pertanian dan kehutanan Indonesia ke pasar Turki," jelas Menteri Pertanian dan Kehutanan Turki Ibrahim Yukmali.

Produk-produk tersebut dapat menjadi bahan baku bagi industri makanan-minuman serta sektor industri kerajinan di Turki sehingga dapat memberikan keuntungan bagi kedua negara. Pihaknya menekankan bahwa proteksionisme perdagangan yang saat ini dilakukan beberapa negara di dunia justru akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan negara-negara utama dunia. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP