Halmahera Barat – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mempercepat langkah nyata memperkuat hilirisasi subsektor perkebunan sebagai bagian dari upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional, terutama di wilayah timur Indonesia.
Plt Direktur Jenderal Perkebunan Kementan RI, Abdul Roni Angkat, melakukan peninjauan langsung ke Unit Pengolahan Hasil (UPH) sagu di Desa Susupu, Kecamatan Ibu Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. UPH sagu bantuan Kementan tahun 2022 tersebut memiliki kapasitas produksi hingga 350 kilogram tepung sagu per hari.
“UPH sagu ini menjadi bukti bahwa sumber daya lokal seperti sagu dapat dikelola secara produktif dan ekonomis. Dengan harga pasar Rp15.000/kg, pengolahan ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi, memberikan kontribusi pada pendapatan masyarakat, sekaligus memperkuat ketahanan pangan berbasis kearifan lokal,” terang Roni, Senin (4/8/2025).
BACA JUGA:
- Rempah dan Madu Bali Tembus Pasar Hong Kong, Ekspor Perdana Capai Rp5,6 Miliar
Sejalan dengan itu, Kementan juga menyediakan benih unggul sebagai fondasi hilirisasi perkebunan. Salah satunya melalui peninjauan penangkaran benih pala di Maluku Utara, yang telah memproduksi sekitar 450 ribu batang varietas unggul Ternate 1, sebanyak 69 ribu batang di antaranya telah bersertifikat mutu benih (SMB).
“Sesuai Arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, penguatan hilirisasi harus dimulai dari hulu, termasuk ketersediaan benih unggul dan bersertifikat agar produksi optimal dan menghasilkan produk bernilai tambah,” jelas Roni dikutip Agricom.id dari laman resmi Kementan.
Roni menambahkan, kunjungan tersebut juga bertujuan memastikan kualitas benih yang akan dipasarkan sesuai standar. “Kesiapan penangkaran ini menjadi fondasi penting dalam pengembangan kawasan perkebunan pala yang lebih luas di Maluku Utara,” ujarnya.
Selain sagu dan pala, Kementan melakukan monitoring terhadap bantuan UPH kelapa tahun 2024 di Desa Bobanehena, Kecamatan Jailolo. Ketua Kelompok Tani setempat, Syarif, menyampaikan bahwa unit tersebut mampu memproduksi sekitar 50 liter minyak kelapa per hari, menggunakan 10 butir kelapa sebagai bahan baku tiap liternya. Harga jual minyak kelapa lokal saat ini berkisar Rp30.000 per liter.
“Produk kami masih dipasarkan untuk kebutuhan masyarakat sekitar.Ke depan, kami berharap bisa menjangkau pasar yang lebih luas,” ungkap Syarif.
Secara terpisah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa swasembada pangan merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Oleh karena itu, pemerintah terus memperkuat sektor pertanian di berbagai daerah dengan mengoptimalkan keunggulan komparatif masing-masing wilayah.
“Presiden fokus pada pertanian demi mewujudkan swasembada pangan. Kita perlu mendukung keunggulan tiap daerah dan berbagi peran sesuai kompetensi dan potensi masing-masing,” ujar Mentan Amran. (A3)