Cetak Omzet Miliaran, Petani Milenial Jadi Kunci Transformasi Pertanian Modern Indonesia


AGRICOM, BOGOR – Anak muda kini tampil sebagai aktor penting dalam pembangunan pertanian nasional. Di tangan generasi muda, sektor ini diyakini dapat bertransformasi menjadi lebih modern, produktif, dan berdaya saing.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran) menegaskan bahwa regenerasi petani merupakan suatu keharusan. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk mengembangkan, memfasilitasi, dan membuka ruang inovasi bagi petani muda. Saat ini tercatat sekitar 300 ribu petani muda di Indonesia yang mulai menunjukkan kiprah nyata.

Bahkan ada yang beromzet hingga Rp10 miliar per tahun, ada juga Rp5 miliar. Mereka harus kita kawal dan bina karena menjadi penggerak ekonomi kerakyatan di daerah,” ujar Mentan Amran, dikutip Agricom.id dalam keterangan tertulis.

BACA JUGA: 

- Mentan Amran Tegaskan Komitmen Perbaiki Anomali Pangan, Fokus Bangun Ekosistem Sehat

- Pemerintah Salurkan 43.665 Ton Beras SPHP ke 38 Provinsi Untuk Stabilisasi Harga

Ia menambahkan, bonus demografi yang dimiliki Indonesia merupakan peluang emas untuk mempercepat transformasi pertanian. Dengan inovasi dan digitalisasi, generasi muda diharapkan mampu menjadi motor penggerak pertanian maju, berkelanjutan, dan bernilai ekonomi tinggi.

Semangat tersebut tergambar dalam acara Tani on Stage (TOS), talkshow interaktif yang mempertemukan kebijakan, inovasi teknologi, dan antusiasme mahasiswa terhadap masa depan pertanian. Dengan tema “Peran Anak Muda untuk Ketahanan Pangan Bangsa” , kegiatan yang digelar di Graha Widya Wisuda, IPB University, pada 26 Agustus 2025 ini diikuti lebih dari 250 peserta.

Dalam dialog utama, Dekan Fakultas Pertanian IPB University, Suryo Wiyono, menekankan bahwa pertanian modern membutuhkan tiga pilar utama: teknologi, jaringan, dan pendanaan. Ia juga memperkenalkan program studi baru Smart Agriculture , yang dirancang untuk melahirkan lulusan dengan kompetensi di bidang teknologi cerdas dan presisi pertanian .

“Pertanian jangan hanya dipahami sebatas bercocok tanam. Pertanian mencakup produksi, perencanaan, pembiayaan, distribusi hingga pemasaran. Kata kuncinya adalah inovasi,” ujar Suryo.

BACA JUGA:  Kementan Pastikan Pupuk Bersubsidi Aman Jelang Musim Tanam OKMAR 2025

Antusiasme mahasiswa semakin terasa lewat diskusi interaktif. Berbagai pertanyaan seputar mekanisasi, ekologi ekologi, hingga peluang agribisnis dijawab lugas oleh Suryo. Ia menegaskan bahwa pertanian modern justru harus selaras dengan prinsip ramah lingkungan.

Selain itu, mahasiswa juga diajak melihat peluang luas di sektor agribisnis, mulai dari smart farming, urban farming, industri benih, jasa alsintan, hingga digital marketing. Sejumlah karya inovasi mahasiswa, seperti media tanam hidroponik berbasis mikroba hingga aplikasi peramalan cuaca otomatis, menjadi bukti bahwa generasi muda mampu menghadirkan solusi nyata bagi ketahanan pangan.

Kegiatan TOS ini terselenggara berkat kolaborasi Kementan, IPB University, serta komunitas pemuda dan pelaku usaha agritech. Dengan kemasan ringan dan inspiratif, acara menghadirkan dialog, testimoni petani muda, hingga demo inovasi pertanian modern.

Hadirnya Tani di Panggung di kampus IPB menegaskan bahwa pertanian bukan sektor usang, melainkan ruang terbuka bagi anak muda untuk berkreasi. Semangat mahasiswa yang memenuhi Graha Widya Wisuda menghadirkan optimisme baru: masa depan ketahanan pangan Indonesia ada di tangan generasi muda. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP