Harga Minyak Sawit (CPO) Lesu di Akhir Oktober, Tekanan Datang dari Pasar Global dan Kabar Kesepakatan Dagang AS–Tiongkok

Harga Minyak Sawit (CPO) Lesu di Akhir Oktober, Tekanan Datang dari Pasar Global dan Kabar Kesepakatan Dagang AS–Tiongkok
Agricom.id

01 November 2025 , 07:20 WIB

Harga CPO di KPBN dan Bursa Malaysia melemah pada Jumat (31/10/2025), dipicu kesepakatan dagang AS–Tiongkok yang meningkatkan permintaan kedelai dan menekan prospek minyak sawit global. Foto: Agricom.id

 

AGRICOM, JAKARTA — Harga minyak sawit mentah (CPO) menutup perdagangan akhir pekan dengan nada melemah pada Jumat (31/10/2025). Berdasarkan data PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) atau Indonesia Commodity Market (Inacom), sejumlah transaksi mengalami penarikan (WD) , dengan penawaran CPO tertinggi tercatat Rp13.968/kg, turun Rp38/kg atau sekitar 0,27% dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai Rp14.150/kg.

Dari laporan KPBN, harga CPO Franco Dumai dibuka Rp14.075/kg namun berakhir WD dengan penawaran tertinggi Rp13.968/kg. Sementara di Talang Duku, harga dibuka Rp13.875/kg dan berakhir WD di Rp13.709/kg. Sedangkan Teluk Bayur mencatat harga pembukaan Rp13.945/kg, yang kemudian WD di level Rp13.778/kg. Kondisi serupa terjadi di Kalimantan Selatan, dengan harga WD di Rp13.400/kg.

BACA JUGA: 

- Harga CPO KPBN INACOM Turun Tipis, Bursa Malaysia Masih Lesu Pada Kamis (30/10)

- Outlook Sawit Indonesia 2026: Menapaki Jalan Reformasi Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan

Dari pasar internasional, Bursa Malaysia Derivatives (BMD) juga menunjukkan pelemahan harga CPO. Mengutip laporan Bernama, penurunan dipicu oleh meningkatnya ekspektasi permintaan terhadap minyak kedelai setelah tercapainya kesepakatan dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat.

Dalam laporan CGS International Futures Malaysia Sdn Bhd, disebutkan bahwa Tiongkok telah menyetujui pembelian 12 juta ton kedelai mulai AS tahun ini, yang dianggap sebagai sinyal positif bagi petani Amerika, namun menjadi tekanan bagi pasar minyak sawit. Selain itu, Tiongkok juga berkomitmen membeli minimal 25 juta ton kedelai per tahun selama tiga tahun ke depan, yang berpotensi meningkatkan permintaan minyak nabati alternatif dan menekan harga CPO global.

Pada penutupan perdagangan, kontrak CPO bulan November 2025 turun RM32 menjadi RM4.185 per ton, kontrak Desember melemah RM47 ke RM4.193 per ton, dan kontrak Januari–Februari 2026 masing-masing terkoreksi RM53 menjadi RM4.207 dan RM4.222 per ton. Kontrak Maret dan April 2026 juga melemah ikut RM52 ke posisi RM4.228 dan RM4.220 per ton.

BACA JUGA:  PTPN Group Tandatangani 23 MoU di Trade Expo Indonesia 2025, Perkuat Ekspansi Pasar Global Komoditas Perkebunan

Meski demikian, harga fisik CPO Selatan untuk pengiriman November justru mengalami kenaikan tipis RM20 menjadi RM4.240 per ton, didorong oleh permintaan lokal yang masih stabil. Volume transaksi di bursa Malaysia naik menjadi 93.756 lot, dari 82.258 lot di hari sebelumnya.

Berikut ringkasan Tender KPBN (Rp/kg, tidak termasuk PPN) pada Jumat, 31 Oktober 2025:

CPO:

  • Franco Dumai Rp14.075 ( WD ), penawaran tertinggi Rp13.968 – EUP
  • FOB Talang Duku Rp13.875 ( WD ), penawaran tertinggi Rp13.709 – AGM
  • Franco Teluk Bayur Rp13.945 ( WD ), penawaran tertinggi Rp13.778 – WIRA
  • FOB Kalsel Rp13.675 ( WD ), penawaran tertinggi Rp13.400 – LDC

CPKO:

  • Franco Dumai Rp27.984 ( WD ), penawaran tertinggi Rp26.907 – SDS
  • Loco Lampung Rp27.910 ( WD ), penawaran tertinggi Rp25.280 – IKIN

PK:

  • Franco Belawan Rp12.532 ( WD ), penawaran tertinggi Rp12.300 – PHPO, MM. (A3)

Sumber: InfoSAWIT

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP