AGRICOM, JAKARTA - Petani memiliki peran yang sangat penting dalam sektor kelapa sawit di Indonesia dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total produksi minyak kelapa sawit negara. Meskipun demikian, petani menghadapi berbagai tantangan dalam memenuhi kriteria keberlanjutan yang ketat sambil berupaya meningkatkan produksi. Tantangan ini semakin jelas karena jumlah petani swadaya saat ini kurang dari 20 persen dari total petani yang bersertifikat.
Untuk mengatasi kesulitan ini, Apical, Asian Agri, dan Kao bekerja sama dalam meluncurkan Program SMILE (SMallholder Inclusion for better Livelihood & Empowerment) atau Program Inklusi Petani untuk Penghidupan & Pemberdayaan yang Lebih Baik pada tahun 2020. Program ini telah berhasil meningkatkan semangat petani dan mendukung praktik berkelanjutan di industri kelapa sawit Indonesia.
Dengan fokus pada inklusivitas dan kolaborasi, program ini dengan bangga mengumumkan pencapaian koperasi ketiganya yang telah menerima Sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada Pertemuan RT RSPO 2023 di Jakarta. Keberhasilan ini melibatkan total 628 petani swadaya dari program bersertifikat, menciptakan dampak positif yang berkelanjutan dalam upaya menuju keberlanjutan dan peningkatan produksi kelapa sawit.
Baca juga : RT2023: 20 Tahun Pencapaian RSPO Dan Menegaskan Kemitraan Untuk 20 Tahun Mendatang
Ivan Novrizaldie, Sustainability Head Asian Agri mengatakan, Program SMILE memainkan peran yang sangat penting dalam komitmen keberlanjutan Asian Agri dan Apical pada tahun 2030 untuk menuju pertumbuhan inklusif. Melalui Program SMILE, petani swadaya seperti Sutoyo, ketua Asosiasi Petani Sawit Swadaya Anugrah di Indragiri Hulu, Provinsi Riau, yang bertanggung jawab atas 238 anggota dengan total lahan budidaya lebih dari 571 hektar, telah mendapatkan bimbingan dan dukungan dalam perjalanan mereka menuju keberlanjutan. Koperasi Sutoyo telah mengatasi rintangan besar dalam meraih sertifikasi RSPO, yang merupakan bukti komitmen dan pendampingan yang diberikan oleh program ini.
“Kisah Sutoyo memberikan contoh kekuatan kolaborasi dan motivasi bersama yang pantang menyerah, dengan tekad yang teguh, Sutoyo dan koperasinya menerapkan praktik berkelanjutan, mengatasi tantangan audit, dan berhasil meraih Sertifikat RSPO. Pencapaian mereka menyoroti pentingnya kepercayaan dan keyakinan bersama dalam menemukan solusi,” kata Ivan.
Sutoyo menjelaskan bahwa perjalanannya tidak mudah pada awalnya, karena banyak anggotanya yang tidak memahami keberlanjutan, namun upaya pendampingan yang dilakukan oleh team dari program SMILE sangat luar biasa, membantu dan membimbing anggota dalam setiap tantangan yang mereka hadapi, dan memberikan solusi terbaik untuk membuat pelatihan dan audit dapat dicapai.
Baca juga :
Program SMILE berperan penting dalam memberikan pelatihan dan bantuan penting kepada petani swadaya, memberdayakan mereka untuk menerapkan praktik berkelanjutan. Dengan berfokus pada inklusivitas dan memastikan tidak ada petani yang tertinggal, program ini bertujuan untuk meningkatkan standar keberlanjutan industri.
Bremen Yong, Director of Sustainability Apical Group mengatakan, program SMILE bukan hanya sekedar dampak positif yang telah kami capai, namun juga upaya kolaboratif yang dipupuk di seluruh rantai pasokan. Keberhasilan Sutoyo melambangkan pentingnya upaya berkelanjutan SMILE untuk memastikan bahwa petani kecil dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memastikan praktik pertanian yang baik berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa keberlanjutan adalah tanggung jawab bersama dan dengan memupuk inklusivitas, kita dapat membuat perbedaan, dan satu-satunya solusi adalah melalui kepercayaan yang kuat dan semangat kolaborasi,” tegas Bremen.
Sementara itu, RSPO Head of Smallholders Programme Indonesia, Guntur Cahyo Prabowo mengatakan, RSPO mendorong dan mendukung sepenuhnya kolaborasi SMILE antar pelaku rantai pasok kelapa sawit dalam peningkatan kapasitas petani swadaya di Indonesia.
“Inisiatif terdepan ini menawarkan model bisnis yang signifikan yang berkontribusi terhadap aspirasi kolektif kami dalam memberdayakan petani untuk meningkatkan penghidupan dan meningkatkan inklusi petani swadaya untuk mencapai minyak sawit berkelanjutan sepenuhnya”, kata Guntur.
Untuk informasi, saat ini Program SMILE memasuki fase ketiga, program ini tetap berkomitmen pada misi memberdayakan petani swadaya dan mendorong praktik berkelanjutan di industri kelapa sawit Indonesia. Melalui pendampingan, pelatihan, dan kolaborasi yang berkelanjutan, program ini bertujuan untuk mengangkat lebih banyak koperasi, memungkinkan mereka mencapai Sertifikasi RSPO dan berkontribusi pada sektor minyak sawit yang berketahanan dan berkelanjutan. (A3)