Kementerian Pertanian gelar Temu Teknis Pekebun dalam rangka Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan Sabtu (13/01) di Wajo Sulawesi Selatan. Foto: Humas Ditjenbun
AGRICOM, MAKASSAR – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberikan apresiasi kepada semua individu di sektor pertanian, termasuk perkebunan, penyuluh pertanian, dan para petani. Mereka dianggap sebagai pahlawan pangan dan garda terdepan dalam mencapai swasembada pangan, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan.
Mentan Amran menyatakan, "Penyuluh pertanian dan petani harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang pertanian. Petani juga diharapkan memanfaatkan teknologi yang berkembang pesat agar efisiensi produk pertanian meningkat, berkualitas, dan dapat bersaing dengan produksi negara-negara lain." Pernyataan ini disampaikan dalam acara Temu Teknis Pekebun dalam rangka Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan pada Sabtu (13/01) di Wajo, Sulawesi Selatan.
Mentan Amran menekankan bahwa peningkatan kompetensi penyuluh pertanian diharapkan dapat membantu dalam mengawal kebijakan dan program pembangunan pertanian. Mulai dari penyaluran pupuk, memastikan benih yang berkualitas, hingga distribusi sarana dan prasarana produksi lainnya, pemanfaatan alat dan mesin pertanian, asuransi pertanian, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan praktik-praktik pertanian yang baik. Semua ini diharapkan dapat merespons isu-isu global yang relevan.
Baca juga : Kejar Produksi Komoditas Perkebunan, Kementan Pastikan Penanganan Budidaya & Pengendalian OPT Berjalan Baik
“Kabupaten Wajo memiliki potensi penambahan luas areal tanam jagung pada lahan lahan perkebunan yang diharapkan mampu mengakselerasi peningkatan produksi jagung. Tak hanya itu, Luas lahan kakao dan kelapa juga berpotensi menjadi tambahan areal untuk jagung melalui kegiatan intercropping,” ujarnya.
Lebih lanjut Mentan Amran mengatakan, Intercroping selain mendorong peningkatan produksi juga dapat meningkatkan pendapatan petani, sehingga perlu didorong akselerasi pelaksanaannya.
“Kakao memiliki peran strategis dalam mencapai ketahanan pangan di era krisis global. Sebagai komoditas utama dalam industri cokelat, kakao memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian dan juga menyediakan bahan pangan yang penting,” tambahnya.
Mentan menekankan, segera dilakukan akselerasi tanam jagung yang diselingi komoditas strategis lainnya seperti tanaman perkebunan yang dapat mendorong untuk wujudkan akselerasi Pembangunan Berkelanjutan.
Baca juga : Anggota Komisi IV DPR RI Minta Pemerintah Tambah Anggaran Pupuk Subsidi
Sebelumnya diakhir tahun 2023 Ditjen Perkebunan telah melakukan Pencanangan Program Integrasi Komoditas Perkebunan dan Komoditas Tanaman Pangan, Tanaman Jagung di Sela Tanaman Kelapa di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan.
Temu teknis pekebun ini, juga sebagai tindaklanjut mengawal pelaksanaan program tersebut agar berjalan dengan baik dan sesuai target.
“Program integrasi komoditas perkebunan dengan tanaman pangan memiliki peranan penting dan potensi yang luar biasa, karena bisa mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, serta menciptakan lapangan pekerjaan yang layak untuk semua. Diharapkan komoditas perkebunan yang diintegrasikan dengan tanaman pangan dapat sebagai penopang keberlangsungan industri pertanian maupun perkebunan Indonesia,” ujarnya.
Terkait gerakan pembangunan perkebunan berkelanjutan, Mentan Amran meminta seluruh pihak terkait untuk segera berkoordinasi, berkolaborasi, dan menjaga komitmen bersama demi mensejahterakan petani maupun masyarakat Indonesia.
Baca juaga : Harga Referensi Biji Kakao Menguat, HPE Naik 7,53 Persen di Periode 1-15 Januari 2024
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, “Kita melihat ini potensinya cukup besar, salah satunya kelapa dan jagung. Diharapkan selain bisa diselingi jagung, bisa juga kita integrasikan dengan kakao. Ini bisa sebagai salah satu solusi tepat guna dalam mengatasi tantangan krisis pangan dunia kedepannya.”
Andi Nur menjelaskan, Tahun 2024 ini dukungan Direktorat Jenderal Perkebunan untuk pengembangan komoditas perkebunan di Kabupaten Wajo mulai dari hulu sampai hilirisasi produk perkebunan meliputi Perluasan Tanaman Genjah seluas 200 Ha dengan jumlah bantuan 22.000 batang, Peremajaan Tanaman Kelapa seluas 400 Ha dengan jumlah bantuan 44.000 batang, Peremajaan Tanaman Kakao seluas 100 Ha dengan jumlah bantuan 100.000 batang, Intensifikasi Tanaman Pala seluas 100 Ha, Rehabilitasi Tanaman Cengkeh seluas 100 Ha dengan jumlah bantuan 6.500 batang, Penyediaan Prasarana Pascapanen Kakao 2 unit, dan Penyediaan Sarana Pengolahan Kakao 2 unit. (A3)