Bahas Penguatan Sektor Sawit: Mendag Busan Dampingi Presiden Prabowo Temui PM Malaysia


AGRICOM, Kuala Lumpur – Menteri Perdagangan Indonesia, Budi Santoso (Mendag Busan), mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, di Kuala Lumpur pada Senin (27/1). Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk memperkuat kerja sama strategis, khususnya di bidang perdagangan dan investasi, termasuk pengelolaan industri kelapa sawit yang menjadi komoditas unggulan kedua negara. 

"Presiden Prabowo menyampaikan bahwa setiap negara yang dikunjungi selalu membutuhkan kelapa sawit. Beliau berharap kerja sama antara Indonesia dan Malaysia di sektor ini dapat terus ditingkatkan," ujar Mendag Busan, dikutip Agricom.id dari dari laman resmi Kemendag. 

Indonesia dan Malaysia merupakan dua produsen kelapa sawit terbesar di dunia, menyumbang 80 persen dari total produksi global. Mendag Busan mengapresiasi dukungan Malaysia dalam memperkuat kerja sama di sektor ini. Ia juga menegaskan bahwa Kementerian Perdagangan siap menindaklanjuti berbagai langkah untuk mempererat kolaborasi di bidang kelapa sawit.

BACA JUGA: Mendag Busan Tegaskan Larangan Permainan Harga MINYAKITA

"Indonesia berharap kerja sama dengan Malaysia dapat terus berlanjut untuk mengatasi berbagai hambatan ekspor kelapa sawit yang muncul di beberapa negara," tambahnya. 

Malaysia sendiri merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia, menjadi tujuan ekspor terbesar ke-6 dan sumber impor terbesar ke-5. Pada periode Januari–November 2024, total nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 21,06 miliar. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke Malaysia tercatat sebesar USD 10,97 miliar, sementara impor dari Malaysia sebesar USD 10,09 miliar. Dengan demikian, Indonesia mencatat surplus neraca dagang sebesar USD 882 juta pada periode tersebut.

Sementara pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai USD 23,2 miliar. Pada tahun tersebut, ekspor Indonesia ke Malaysia sebesar USD 12,5 miliar sedangkan impor Indonesia dari Malaysia sebesar USD 10,8 miliar. Indonesia mencatatkan surplus terhadap Malaysia sebesar USD 1,7 miliar.

Untuk 2023, komoditas ekspor nonmigas utama Indonesia ke Malaysia, antara lain, bahan bakar mineral, lemak dan minyak nabati maupun hewani, kendaraan, besi dan baja, serta tembaga. Di sisi lain, komoditas impor nonmigas utama Indonesia dari Malaysia, antara lain, reaktor nuklir, ketel, mesin dan peralatan mekanis; plastik; mesin dan perlengkapan elektronik; bahan kimia organik; serta besi dan baja.

Dari sisi investasi, pada 2023, Malaysia adalah sumber Foreign Direct Investment (FDI) ke-5 bagi Indonesia. Pada tahun tersebut, investasi Malaysia di Indonesia tercatat sebesar USD 4,06 miliar, naik 21,4 persen dari tahun sebelumnya. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP