Respons Tarif Resiprokal AS, Menko Airlangga Jalin Komunikasi dengan Malaysia


AGRICOM, KUALA LUMPUR – Indonesia bergerak cepat menindaklanjuti kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 2 April 2025. Sebagai langkah awal, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto segera membangun komunikasi dengan negara-negara ASEAN yang juga terdampak dan langsung mengunjungi Malaysia yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN 2025.

Pada hari pertama kunjungannya ke Kuala Lumpur (3 April), Menko Airlangga bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Malaysia I, Datuk Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi, di kediaman resmi DPM I. Pertemuan tersebut membahas respons regional terhadap kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat.

Keesokan harinya (4 April), Menko Airlangga diterima oleh Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim, di Putrajaya. Dalam pertemuan itu, PM Anwar menegaskan pentingnya memperkuat sinergi ekonomi antara Indonesia dan Malaysia sebagai respon terhadap dinamika global.

BACA JUGA: Ekspor Minyak Sawit dan Karet Indonesia Terancam, AS Terapkan Tarif Resiprokal Sebesar 32 Persen Mulai 9 April 2025

"Pertemuan ini menjadi momentum untuk memperbarui komitmen kerja sama ekonomi yang lebih kuat antara kedua negara," ujar PM Anwar. Ia juga menambahkan bahwa Malaysia dan Indonesia akan mendorong kolaborasi lebih luas antara pelaku usaha di berbagai sektor strategis.

Sedangkan Menko Airlangga menyampaikan, “Malaysia selaku Keketuaan ASEAN 2025, menjadi sangat penting untuk mendorong penguatan kerjasama seluruh Negara ASEAN dalam menghadapi berbagai tantangan global, termasuk respons atas kebijakan tarif resiprokal AS,” ujarnya, dikutip Agricom.id dalam keteranan tertulis.

Sejalan dengan Menko Airlangga, PM Anwar juga mengatakan bahwa sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Malaysia membutuhkan kerja sama dari semua negara tetangga termasuk Indonesia, untuk meningkatkan kapasitas Malaysia sebagai tujuan investasi, pariwisata, dan perdagangan di kawasan. Pada pertemuan tersebut, PM Anwar Ibrahim didampingi oleh Menteri Investasi, Perdagangan dan Industri (MITI) Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Azis.

BACA JUGA: Kemendag Prediksi Ekspor Serat Selulosa ke Malaysia Meningkat Pasca Malaysia Cabut BMAD

Setelah pertemuan dengan PM Anwar, Menko Airlangga langsung menindaklanjuti untuk pertemuan khusus dengan MITI Tengku Zafrul. Pada pertemuan tersebut, Tengku Zafrul mengatakan bahwa pertemuan dengan Menko Airlangga juga membahas strategi untuk penguatan ekonomi regional ASEAN. "Dalam lingkungan global yang penuh ketidakpastian, persatuan ASEAN bukan lagi pilihan, tetapi menjadi suatu keharusan. Mari kita perkuat ekonomi regional untuk kesejahteraan bersama," ujar Tengku Zafrul.  

Pada kesempatan tersebut Menko Airlangga menegaskan, “Posisi ASEAN di Indo Pasifik sangat penting, bisa menjadi satu kekuatan yang sangat besar, untuk mendorong penguatan ekonomi regional di Kawasan ASEAN dan di tingkat global.” MITI Tengku Zafrul dan Menko Airlangga sepakat, pada saat ekonomi global sedang bergejolak, maka suara ASEAN perlu lebih lantang. 

Seperti diketahui, Indonesia dan Malaysia akan memanfaatkan Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (Trade and Investment Framework Agreement/TIFA)  untuk mencari keuntungan dari perdagangan timbal balik dan mengupayakan berbagai perjanjian kerjasama dengan AS. Menko Airlangga menegaskan, “Perlu dilakukan sinkronisasi antar negara-negara ASEAN, karena dari 10 negara ASEAN, semua terkena dampak kebijakan tarif resiprokal AS, sehingga perlu secara kolektif membangun komunikasi dan engagement dengan Pemerintah AS.” 

Keduanya mengakui bahwa kebijakan tarif Presiden Trump menimbulkan tantangan yang besar terhadap dinamika perdagangan global. Dengan tetap menghormati kebijakan tersebut, Indonesia dan Malaysia percaya pada hubungan yang konstruktif dan saling menguntungkan. Keduanya berkomitmen untuk menjaga kepentingan ekonomi dengan tetap menjaga hubungan perdagangan yang kuat dengan AS. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP