Perkuat Ketahanan Pangan, Kementan Genjot Integrasi Padi Gogo di Lahan PSR


PANDEGLANG – Pemerintah terus menggencarkan inovasi pemanfaatan lahan untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Salah satu langkah konkret diwujudkan melalui penanaman perdana padi gogo secara tumpang sisip di lahan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Desa Panacaran, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengoptimalkan lahan perkebunan agar tidak hanya memberikan kontribusi pada keberlangsungan kehidupan rakyat sawit, tetapi juga memperkuat program swasembada pangan nasional.

BACA JUGA:  Harga TBS Sawit Kalbar Naik, Sentuh Rp 3.435 per Kg di Periode Ketiga Agustus 2025

Penanaman simbolis dilakukan di lahan milik Kelompok Tani Suka Tani, yang termasuk dalam Calon Pekarangan Calon Lahan (CPCL) seluas 850 hektar di Kecamatan Munjul. Penanaman diadakan sepanjang September–Oktober, bertepatan dengan meningkatnya musim penghujan di wilayah Banten.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa integrasi antara tanaman pangan dan perkebunan merupakan terobosan penting untuk menjawab tantangan ketahanan pangan ke depan.

“Lahan peremajaan sawit rakyat jangan sampai dibiarkan kosong. Dengan menanam padi gogo secara tumpang sisip, kita bisa menambah produksi beras sekaligus memberi nilai ekonomi tambahan bagi petani,” ujar Amran.

Senada, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan Heru Tri Widarto menjelaskan, peremajaan sawit rakyat tidak hanya berdampak pada hilangnya perkebunan, tetapi juga membuka peluang bagi petani untuk memperoleh pendapatan tambahan sebelum sawit kembali berproduksi.

“Integrasi ini akan menjadi contoh nasional bagaimana subsektor perkebunan bisa berkontribusi langsung pada ketahanan pangan,” katanya, dikutip Agricom.id dari Laman Ditjenbun Kementan.

Ketua Kelompok Tani Suka Tani I Desa Panacaran, Sumarna, menyambut baik program ini. “Pandeglang mempunyai potensi lahan kering yang luas.Program padi gogo tumpang sisip ini akan membantu meningkatkan produksi padi sekaligus mendukung target swasembada pangan nasional,” ujarnya.

Sebagai bentuk dukungan, Kementan telah menyalurkan bantuan sarana produksi dan benih varietas Inpago 13 Fortiz untuk periode tanam September–Oktober. Distribusi benih telah rampung pada Juli 2024 sebanyak 217.840 kilogram untuk lahan seluas 10.829 hektare. Selain itu, herbisida sebanyak 21.784 liter disalurkan pada Agustus 2025, sementara pestisida akan diberikan setelah proses tanam berjalan optimal.

Secara keseluruhan, alokasi CPCL padi gogo di Provinsi Banten tahun anggaran 2025 mencapai 15.354 hektare. Rinciannya, 10.829 hektar di Kabupaten Pandeglang, 4.389 hektar di Kabupaten Lebak, dan 136 hektar di Kabupaten Serang.

Dengan adanya sinergi lintas subsektor ini, pemerintah optimistis program integrasi padi gogo di lahan PSR bisa menjadi model nasional.
“Langkah strategi seperti ini menjadi kunci memperkuat ketahanan pangan, meningkatkan kesejahteraan petani, sekaligus menjaga ekosistem perkebunan kita,” tutup Heru. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP