Setelah 35 Tahun, Petani Indramayu Nikmati Dua Kali Panen

Setelah 35 Tahun, Petani Indramayu Nikmati Dua Kali Panen
Agricom.id

26 September 2025 , 12:06 WIB

Maryono, salah satu petani setempat, saat berdialog dengan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono usai Panen Raya Padi di Desa Karangmulya, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu pada Rabu, 24 September 2025. Foto: Humas Kementan

 

AGRICOM, INDRAMAYU – Untuk pertama kalinya dalam 35 tahun terakhir, petani di Desa Karangmulya, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu berhasil menanam dan memanen padi dua kali dalam setahun.

Keberhasilan ini diungkapkan Maryono, salah satu petani setempat, saat berdialog dengan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono usai Panen Raya Padi di desa tersebut pada Rabu, 24 September 2025.

"Ini sejarah baru pak. Selama 35 tahun kami hanya sekali panen, baru kali ini bisa dua kali. Setelah Pak Prabowo jadi presiden, petani benar-benar merdeka. Hasil panennya juga normal, lebih dari 7 ton per hektare," ujar Maryono dengan penuh kebanggaan.

BACA JUGA: 

- Mentan Amran Respons Cepat Aspirasi Petani Indramayu, Pupuk hingga Irigasi Dituntaskan

- Petani Indramayu Puji Respons Cepat Mentan Amran Tanggapi Aspirasi

Wamentan Sudaryono menyambut baik pencapaian tersebut dan menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan buah dari Arah dan keberpihakan Presiden Prabowo Subianto kepada petani.

“Alhamdulillah, berkat Arah Presiden dan kerja nyata semua pihak, lahan yang selama puluhan tahun hanya bisa sekali tanam kini mampu menghasilkan dua kali panen,” kata Sudaryono, dikutip Agricom.id dari laman Kementan, Kamis (25/09).

Ia menjelaskan, luasnya sekitar 2.000 hektar sebelumnya terkendala udara sehingga tidak bisa produktif. Namun, dengan pompanisasi, perbaikan irigasi, serta dukungan lintas sektor dari TNI, Polri, Kementerian PUPR, dan pemerintah daerah, lahan tersebut kini kembali dapat dioptimalkan.

“Dengan perlakuan khusus seperti irigasi dan pompanisasi, wilayah seluas 2.000 hektare ini bisa dua kali tanam dan dua kali panen dalam setahun. Setelah panen, kita evaluasi, apakah bisa ditanami padi lagi atau dialihkan ke palawija,” jelasnya.

Menurut Mas Dar, upaya tersebut merupakan bagian dari strategi intensifikasi pertanian untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari IP 100 menjadi IP 200 bahkan IP 300.
“Strategi ini membuat produktivitas naik, dari 5–7 ton per hektare menjadi lebih tinggi. Kalau sebelumnya dalam 12 bulan hanya sekali tanam dan sekali panen, kini bisa dua kali. Artinya, produksi tahunan meningkat signifikan,” terangnya.

Ia menekankan bahwa hadirnya negara dalam mengatasi hambatan petani mampu memberikan manfaat ganda. Selain menjaga ketahanan pangan nasional, juga meningkatkan kesejahteraan petani.
“Produktivitas yang naik memberi dua keuntungan. Pemerintah punya cadangan pangan lebih aman, baik yang dikelola Bulog maupun masyarakat. Di sisi lain, petani yang dulunya sekali panen kini bisa lebih dari sekali, sehingga kesejahteraan mereka meningkat,” tutupnya. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP