Mahasiswa UGM Teliti Potensi Ekstrak Anggur Merah untuk Terapi Neuropati Diabetik

Mahasiswa UGM Teliti Potensi Ekstrak Anggur Merah untuk Terapi Neuropati Diabetik
Ilustrasi buah anggur merah. Foto: Istimewa

26 September 2025 , 13:55 WIB

AGRICOM, YOGYAKARTA – Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tengah meneliti potensi ekstrak anggur merah sebagai alternatif terapi bagi penderita neuropati diabetik.

“Bioaktif yang terkandung dalam buah anggur merah diharapkan mampu memberikan terapi yang lebih efektif dalam mengatasi neuropati diabetik,” ujar Puji Kurnellawati, anggota Tim PKM UGM, di Yogyakarta, Sabtu.

Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi serius dari penyakit diabetes melitus yang menyerang saraf tepi. Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala kesemutan, nyeri, hingga mati rasa.

BACA JUGA: 

- Mahasiswa UGM Kembangkan Superfood Mikroalga untuk Cegah Stunting

- Setelah 35 Tahun, Petani Indramayu Nikmati Dua Kali Panen

Dalam penelitian tersebut, Puji bersama tim mengekstrak anggur merah untuk memperoleh senyawa resveratrol. Selanjutnya resveratrol tersebut dienkapsulasi menggunakan Nanostructured Lipid Carrier (NLC) agar lebih stabil dan mudah diserap tubuh. Uji efektivitas kemudian dilakukan pada tikus wistar sebagai hewan percobaan.

Parameter penelitian meliputi kadar glukosa darah, respon nyeri, ekspresi gen antioksidan, serta analisis histologi saraf sciaticus . “Hasil uji menunjukkan NLC mampu menurunkan kadar glukosa darah dan inflamasi, sekaligus meningkatkan fungsi motorik pada tikus dengan model diabetes melitus,” jelas Puji, mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM.

Ia menambahkan, terdapat perbedaan signifikan pada waktu refleksi kaki, kadar glukosa darah, dan kadar TNF-α antara kelompok yang mendapat perlakuan dengan yang tidak. Menurutnya, teknologi NLC tidak hanya meningkatkan bioavailabilitas resveratrol, tetapi juga terbukti efektif dalam mengurangi gejala neuropati diabetik.

“Pendekatan ini berpotensi menjadi terapi preventif yang lebih baik bagi penderita diabetes,” ungkapnya, dikutip Agricom.id dari Antara.

Puji menilai, metode enkapsulasi resveratrol dalam NLC tidak hanya memberikan solusi potensial untuk pengobatan neuropati diabetik, tetapi juga membuka peluang besar dalam pengembangan obat dan terapi baru.

Ia berharap, hasil penelitian ini dapat diakses lebih luas oleh masyarakat, sekaligus mendorong kolaborasi lintas disiplin dalam penelitian pengembangan obat. “Temuan ini diharapkan bisa menjadi pijakan untuk inovasi lebih lanjut dalam terapi neuropati diabetik dan meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes,” tambahnya.

Selain Puji Kurnellawati, penelitian ini juga melibatkan Adha Fauzi Hendrawan (FK-KMK UGM), Fauziah Rahma Zora Rustiawan, Araya Pangastuti (Fakultas Farmasi UGM), serta Syuja Rizqullah (Sekolah Vokasi UGM). (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP