Harga CPO KPBN Inacom dan Bursa Malaysia Melemah pada Senin (3/11)


AGRICOM, JAKARTA – Harga minyak sawit mentah (CPO) di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Inacom terpantau melemah pada awal pekan ini, Senin (3/11/2025). Berdasarkan data resmi KPBN, harga CPO ditetapkan sebesar Rp13.900/kg , turun Rp68/kg atau sekitar 0,49% dibandingkan harga penawaran tertinggi pada Jumat (31/10/2025) yang mencapai Rp13.968/kg.

Harga CPO Franco Dumai ditetapkan di level Rp13.900/kg, sementara Talang Duku berada di Rp13.700/kg. Untuk Franco Teluk Bayur, harga dibuka pada Rp13.770/kg, namun mengalami penarikan (WD) dengan penawaran tertinggi tercatat Rp13.582/kg.

BACA JUGA: 

- Harga Minyak Sawit (CPO) Lesu di Akhir Oktober, Tekanan Datang dari Pasar Global dan Kabar Kesepakatan Dagang AS–Tiongkok

- Harga Referensi CPO November 2025 Naik Tipis, Didorong Ekspektasi Kenaikan dan Kenaikan Harga Minyak Nabati

Dari pasar internasional, Reuters melaporkan bahwa harga CPO di Bursa Malaysia Derivatives Exchange juga ditutup melemah pada perdagangan Senin (3/11/2025). Pelemahan ini dipicu oleh turunnya harga minyak nabati saingannya di bursa Dalian serta peningkatan produksi yang terus memberikan tekanan pada harga.

Kontrak berjangka CPO untuk pengiriman Januari 2026 turun RM92/ton atau 2,19%, ditutup pada level RM4.115 per metrik ton (sekitar US$974,20) pada akhir sesi perdagangan.

Di bursa Dalian, kontrak minyak bumi aktif (DBYcv1) tercatat turun 0,52%, sedangkan kontrak minyak sawit turun 1,55%. Sementara itu, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) juga melemah 0,35%.

Meski harga masih tertekan, prospek ekspor menunjukkan sinyal positif. Berdasarkan data AmSpec Agri Malaysia, ekspor produk minyak sawit Malaysia pada Oktober 2025 meningkat 4,3% dibandingkan bulan sebelumnya. Lembaga survei kargo Intertek Testing Services (ITS) juga mencatat kenaikan ekspor sebesar 5,2% pada periode yang sama.

Dari sisi regional, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekspor CPO dan produk turunannya dari Indonesia mencapai 17,58 juta ton pada periode Januari–September 2025, naik 11,62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ini menandakan adanya pemulihan permintaan global setelah penurunan yang terjadi sepanjang tahun 2024. (A3)

Sumber: InfoSAWIT

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP