Kementerian Pertanian terus memperkuat sinergi lintas sektor di Lampung untuk mempercepat hilirisasi komoditas perkebunan—mulai dari tebu hingga kopi. Langkah ini jadi kunci menuju swasembada gula nasional dan peningkatan kesejahteraan petani. Foto: Humas Ditjenbun
AGRICOM, BANDAR LAMPUNG – Upaya pemerintah mempercepat hilirisasi komoditas perkebunan makin gencar. Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama lintas sektor, terutama dalam pengembangan strategi hilirisasi komoditas di Provinsi Lampung. Hal ini ditegaskan dalam Rapat Koordinasi Hilirisasi Perkebunan yang digelar pada Jumat (7/11/2025).
Rapat tersebut menyoroti pentingnya sinergi antara berbagai pihak—mulai dari pemerintah pusat dan daerah, TNI, petani, perusahaan perkebunan, hingga penyedia benih—untuk mempercepat hilirisasi komoditas unggulan, khususnya tebu, yang dinilai memiliki potensi besar mewujudkan swasembada gula nasional.
“Keberhasilan program ini membutuhkan langkah bersama. Semua pihak harus saling mendukung dan berkoordinasi agar target swasembada pangan dan gula nasional dapat tercapai sesuai Arah Presiden,” ujar Brigjen TNI Ito Herdianto, Tenaga Ahli Menteri Pertanian.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebelumnya juga menegaskan bahwa hilirisasi menjadi kunci untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing ekspor, sekaligus kesejahteraan pekebun. Fokus utama Kementan tidak hanya pada tebu, tapi juga pada berbagai komoditas strategis lainnya seperti kelapa, kakao, kopi, jambu mete, pala, dan lada.
“Komoditas perkebunan mempunyai peran penting bagi perekonomian nasional—mulai dari membuka lapangan kerja, mendatangkan devisa, hingga mendorong ekonomi daerah. Oleh karena itu, semua pihak harus terlibat aktif memajukan kembali kejayaan perkebunan Indonesia,” tegas Mentan Amran.
Sebagai tindak lanjutnya, Kementan akan memperkuat pendampingan teknis, penyediaan benih unggul, serta peningkatan kapasitas pekebun di berbagai daerah. Selain itu, kementerian juga mendorong kemitraan yang lebih erat antara petani dan industri hilir agar nilai tambah ekonomi bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.
Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperkuat rantai pasok nasional yang lebih efisien dan berkelanjutan.
“Kami berharap kerja sama lintas pihak semakin solid. Hilirisasi harus menjadi gerakan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan pekebun, memperkuat daya saing daerah, dan memberikan kontribusi nyata pada pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Heru Tri Widarto, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, dikutip Agricom.id dari laman Ditjenbun, Senin (10/11).
BACA JUGA: Harga Minyak Sawit (CPO) KPBN Inacom Turun Lagi, Bursa Malaysia Masih Menguat Pada Kamis (6/11)
Heru juga pentingnya koordinasi cepat di lapangan. Apabila muncul kendala, komunikasi antarprovinsi, dinas kabupaten, dan penyedia benih perlu dilakukan secara langsung dan responsif, bahkan melalui forum atau grup koordinasi khusus bila diperlukan.
Rapat koordinasi ini juga dihadiri oleh Brigjen TNI Ito Herdianto, Brigjen TNI Arif Hendro Djatmiko (Koordinator Swasembada Pangan Wilayah Sumatera), Heru Tri Widarto, perwakilan Kejaksaan Tinggi Lampung, serta Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. (A3)