Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto (tengah), saat kegiatan bongkar ratoon di Desa Pende, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes. Foto: Ditjenbun
AGRICOM, BREBES — Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat langkah menuju swasembada gula nasional melalui percepatan Program Bongkar Ratoon dan perluasan areal tebu. Upaya tersebut kembali digulirkan di Desa Pende, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, sebagai strategi mendorong produktivitas dan memperluas kawasan budidaya tebu di daerah sentra.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto , menegaskan bahwa percepatan produksi tebu tidak bisa dilepaskan dari partisipasi aktif petani dan masyarakat. “Bagi bapak-ibu yang memiliki lahan, mari manfaatkan untuk menanam tebu. Kita harus bekerja bersama mewujudkan swasembada tebu pada tahun 2026,” ujarnya, dikutip Agricom.id dari laman Ditjenbun, Rabu (26/11).
Heru menambahkan bahwa Presiden dan Menteri Pertanian memberikan arahan yang jelas: kebutuhan gula konsumsi dalam negeri harus dipenuhi dari produksi nasional.
BACA JUGA: Wamentan Sudaryono Sidak Kios Pupuk di Malang: Harga Turun, Petani Lega
Dukungan kuat juga datang dari pemerintah daerah. Wakil Bupati Brebes, Wurja , menilai tebu sebagai komoditas yang tetap menjanjikan bagi petani.
“Panennya memang setahun, tapi keuntungannya sangat prospektif. Kami siap kembali menanam sebagai contoh bagi petani lain,” katanya.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Brebes, Iskandar Agung , menyambut baik program ini sebagai penguatan penting bagi petani di wilayahnya.
“Tahun 2025 Brebes mendapat pengembangan tebu di empat lokasi. Kami mendukung penuh dan berharap fasilitas ini terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya,” ungkapnya.
Industri gula pun melihat program ini sebagai langkah strategis. General Manager PG Tersana Baru, Muhammad Wisri Mustofa , menyatakan bahwa bongkar ratoon dan perluasan areal tebu merupakan kunci memperkuat pasokan bahan baku.
“Program ini kami sangat menginginkannya. Petani pun kini lebih mudah mendapatkan pupuk bersubsidi, sehingga semakin bersemangat menanam tebu,” jelas Wisri.
Apresiasi serupa disampaikan oleh petani tebu lokal, Sudaryo , yang menerima bantuan melalui Program Bongkar Ratoon 2025.
“Terima kasih kepada Bapak Menteri Pertanian, Dirjen Perkebunan, dan dinas di provinsi serta kabupaten. Tahun ini kami menerima bantuan benih dan HOK. Dukungan ini sangat membantu usaha tani kami,” katanya.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa percepatan swasembada gula adalah agenda prioritas nasional.
“Kita harus memastikan produksi tebu meningkat secara signifikan. Melalui kolaborasi petani, pemerintah daerah, dan industri gula, target konsumsi gula swasembada pada tahun 2026 harus bisa kita capai,” tegasnya.
Kementan melalui Ditjen Perkebunan memastikan komitmennya untuk terus memperkuat pengembangan tebu melalui program bongkar ratuon dan perluasan areal tanam. Upaya yang secara konsisten ini diharapkan tidak mampu mengamankan pasokan dan mewujudkan swasembada gula konsumsi pada tahun 2026. (A3)