Wamendag Dyah Roro Esti Widya Putri, saat melihat produk-produk olahan kakao UMKM Cau Chocolate di Tabanan, Bali. Foto: Kemendag
AGRICOM, TABANAN, BALI — Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri , mendorong pelaku usaha kakao untuk mempercepat hilirisasi guna memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global. Pesan ini disampaikan usai mengulas fasilitas produksi Cau Chocolates di Tabanan, Bali, pada Sabtu (22/11).
Menurut Wamendag Roro, hilirisasi merupakan kunci meningkatkan nilai tambah dan memastikan petani memperoleh harga yang lebih baik. Dorongan ini sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo untuk memperluas hilirisasi strategi komoditas nasional.
“Indonesia mengekspor kakao dalam berbagai bentuk, baik biji maupun produk olahan. Yang dilakukan di sini menunjukkan bahwa hilirisasi bisa dilakukan oleh UMKM, bukan hanya industri besar. Pemerintah akan terus mendukung dan memfasilitasi proses ini,” ujarnya, dikutip Agricom.id dari laman Kemendag, Rabu (26/11).
BACA JUGA:
- Indonesia Siap Mandiri Produksi Vaksin Hewan, Wamentan Sudaryono: Kita Memang Mampu!
Hilirisasi Kakao: Inovasi Lokal untuk Pasar Global
Wamendag Roro menilai Cau Chocolates sebagai contoh nyata bagaimana pelaku usaha dapat membangun produk kakao bernilai tinggi, organik, berkelanjutan, dan berdaya saing internasional. Ia mencatat permintaan cokelat global sedang meningkat, terutama dari Eropa, Australia, dan Selandia Baru , sehingga peluang ekspor terbuka semakin luas.
Berdasarkan data BPS, ekspor kakao dan produk turunannya tumbuh positif 16,20% pada tahun 2021–2024. Sementara itu, periode Januari–September 2025 mencatat penayangan ekspor menjadi USD 2,8 miliar , naik 68,75% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Perdagangan yang Adil dan Kesejahteraan Petani sebagai Prioritas
CEO Cau Chocolates, Kadek Surya , menyampaikan bahwa perusahaannya berkomitmen menjalankan prinsip perdagangan yang adil dan meningkatkan kesejahteraan petani. Strategi yang diterapkan antara lain berani membeli biji kakao dengan harga lebih tinggi meski margin keuntungan tergerus.
Untuk menjaga kualitas dan ketertelusuran, petani harus menjadi anggota salah satu dari 12 gapoktan binaan serta mengelola kebun kakao organik.
“Dengan cara ini, kami bisa menjaga kualitas produk sekaligus menyiapkan standar ekspor, terutama ke Eropa,” ujar Surya.
Dukungan Kemendag: Perjanjian Dagang dan Akses Pasar
Wamendag Roro menegaskan bahwa pelaku usaha dapat memanfaatkan berbagai perjanjian perdagangan yang sedang dan telah dirampungkan, seperti Indonesia–Peru CEPA , Indonesia–Canada CEPA , serta Indonesia–Uni Eropa CEPA yang akan datang.
"Pasar Eropa sangat prospektif dengan tingginya permintaan akan produk berkelanjutan dan organik. Tapi pasar ASEAN pun tidak boleh dilupakan. Kami siap menghubungkan pelaku usaha dengan perwakilan perdagangan di 33 negara," tegasnya.
Ia juga mendorong pelaku usaha untuk aktif mengikuti pameran internasional, memanfaatkan platform Inaexport , dan bergabung dalam berbagai program business matching guna memperluas jaringan pembeli global.
Kunjungan kerja Wamendag turut didampingi oleh Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Bayu Wicaksono , Kepala Pusat Pengembangan SDM Ekspor dan Jasa Perdagangan Sugih Rahmansyah , serta perwakilan dinas Provinsi Bali. (A3)