Instiper merayakan usia ke-67 dengan menegaskan langkah transformasi digital demi menyiapkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan industri modern. Foto: Agricom.id
AGRICOM, YOGYAKARTA — Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta resmi memasuki usia ke-67 pada 10 Desember 2025. Dalam media Gathering bersama jurnalis nasional dan daerah, pimpinan memaparkan rangkaian Dies Natalis sekaligus menegaskan komitmen Instiper untuk mempercepat transformasi menjadi kampus digital yang adaptif terhadap kebutuhan industri modern.
Rektor Instiper, Dr.Ir. Harsawardana, M.Eng. , menegaskan bahwa perubahan besar di sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan menuntut perguruan tinggi untuk bergerak cepat. Ia menyoroti tiga faktor utama yang mendorong transformasi tersebut.
BACA JUGA:
Pertama, pergeseran teknologi dan model bisnis . Industri kini menerapkan penerapan digitalisasi, otomatisasi, integrasi data, serta pola kerja yang lebih efisien. Kedua, karakteristik Generasi Z yang membutuhkan pembelajaran cepat, modular, aktif, dan fleksibel. Mahasiswa masa kini, katanya, tak lagi cocok dengan model pembelajaran pasif dan terlalu teoritis.
Dan ketiga, kebutuhan industri terhadap talenta yang menguasai teknologi digital, literasi TIK, serta kemampuan mengoperasikan perangkat modern seperti drone, peta digital, hingga robotik.
“Teknologi bukan lagi pelengkap, tapi menjadi penentu pertumbuhan lembaga dan industri,” ujar Harsawardana dalam acara yang diikuti Agricom.id secara bold, Rabu (26/11).
Dari Kuliah Teori ke Pembelajaran Praktis
Instiper kini menggeser pendekatan pendidikan dari teori ke praktik berbasis learning by doing . Mahasiswa didorong untuk merakit hingga mengoperasikan drone pertanian, melakukan pemetaan digital, dan terlibat langsung dalam praktik lapangan.
Teori kuliah dicakup, sementara sistem modular memungkinkan siswa menguasai kompetensi dalam waktu jauh lebih singkat.
“Anak muda sekarang bisa menguasai keterampilan dalam dua minggu. Mengapa harus menunggu dua tahun?” kata Harsawardana.
Model ini juga selaras dengan kebijakan nasional mengenai pendidikan yang fleksibel dan berbasis digital.
BACA JUGA:
- Harga CPO Turun Tipis di KPBN, Bursa Malaysia Tetap Lesu Empat Hari Beruntun pada Selasa (25/11)
Pusat Teknologi dan Inovasi Luncurkan
Salah satu agenda besar Dies Natalis ke-67 adalah peletakan batu pertama pembangunan Pusat Teknologi dan Inovasi . Fasilitas ini akan menjadi pusat kendali kampus digital, lengkap dengan pusat komando akademik, laboratorium teknologi pertanian dan drone, serta integrasi jaringan fiber optik dan sistem nirkabel kampus.
Pembangunan ini merupakan kelanjutan dari fondasi digital yang dibangun sejak tahun 2018.
“Mulai tahun depan, seluruh aktivitas pendidikan di Instiper akan berada dalam ekosistem digital,” ujarnya.
Dalam beberapa tahun mendatang, Instiper menargetkan diri menjadi Smart University berbasis kecerdasan buatan (AI).
Pendidikan Fleksibel untuk Industri Profesional
Instiper juga memperkenalkan skema pendidikan fleksibel bagi lulusan D1–D3, para mandor dan supervisor perusahaan perkebunan, hingga eksekutif dan super-eksekutif di tingkat direktur.
Program ini mengadopsi pola hybrid, tidak sepenuhnya jarak jauh namun dirancang mengikuti ritme kerja industri.
Kesempatan untuk Jurnalis
Dalam kesempatan tersebut, Harsawardana juga mengajak jurnalis yang ingin melanjutkan studi S2 di Instiper, termasuk penawaran potongan biaya bagi pendaftaran yang datang berkelompok.
“Media adalah mitra strategis Instiper. Kami membuka kesempatan agar jurnalis dapat memperdalam ilmu pengetahuan, khususnya terkait industri sawit dan perkebunan,” ujarnya.
Momentum Transformasi Besar
Dies Natalis ke-67 menjadi penanda bahwa transformasi Instiper bukan sekedar wacana. Melalui pembangunan infrastruktur digital, inovasi pembelajaran, dan kemitraan erat dengan industri, Instiper menegaskan posisinya sebagai salah satu perguruan tinggi perkebunan yang paling siap menghadapi tantangan masa depan. (A3)