Harga CPO Malaysia Senin (29/12) Melemah, Stok Tinggi Bayangi Kelanjutan Reli Jangka Pendek


AGRICOM, KUALA LUMPUR — Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Malaysia melemah pada perdagangan Senin (29/12/2025), sekaligus mengakhiri penguatan yang berlangsung selama empat sesi berturut-turut. Tekanan harga muncul seiring kekhawatiran pasar terhadap tingginya tingkat persediaan domestik, meski prospek penurunan produksi dan perbaikan permintaan masih dinilai menopang harga dalam jangka pendek.

Kontrak acuan CPO untuk pengiriman Maret 2026 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange tercatat turun RM 17 per ton atau 0,42% ke level RM 4.072 per metrik ton pada perdagangan tengah hari. Pelemahan ini terjadi setelah pelaku pasar mencermati kondisi stok yang dinilai masih relatif tinggi, melansir dari Reuters.

BACA JUGA: 

- Harga TBS Sawit Kalbar Periode III Desember 2025 Tembus Rp 3.236 per Kg

- Harga Karet SGX–Sicom Senin (29/12) Melonjak, Tembus Rp 30.547 per Kg

Pelaku pasar kini menanti rilis data pasokan dan permintaan minyak sawit Malaysia untuk Desember dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang dijadwalkan diumumkan pada 12 Januari. Data tersebut diperkirakan akan menjadi indikator penting untuk membaca arah pergerakan harga selanjutnya.

Dari sisi ekspor, survei kargo menunjukkan pengiriman produk minyak sawit Malaysia pada periode 1–25 Desember mengalami kenaikan sekitar 1,6% hingga 3% dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini mengindikasikan adanya perbaikan permintaan global menjelang akhir tahun.

Sementara itu, pergerakan harga minyak nabati pesaing turut memberi tekanan. Di pasar Dalian, kontrak soyoil paling aktif turun 0,15%, sedangkan kontrak minyak sawitnya melemah 0,42%. Di Chicago Board of Trade (CBOT), harga soyoil juga terkoreksi tipis 0,04%. Dinamika ini kerap memengaruhi pergerakan CPO, mengingat persaingan ketat antarminyak nabati di pasar global.

Secara teknikal, analis Reuters Wang Tao menilai harga CPO masih berpeluang menguat menuju level RM 4.123 per metrik ton setelah berhasil menembus area resistensi di RM 4.078 per ton. Namun demikian, pelaku pasar tetap bersikap hati-hati dan mencermati perkembangan stok serta data resmi MPOB yang akan dirilis dalam waktu dekat sebagai penentu arah harga berikutnya. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP