Agricom.id, JAKARTA - Standar berkelanjutan untuk energi terbarukan kedepan bakal diterapkan, pemerintah telah menyusun skim Indonesiann Bioenergy Sustainability Indicator (ISBI), pada standar ini proses pemenuhan energi baru dan terbarukan termasuk dari biodiesel berbasis minyak sawit. Dikatakan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE), Kemen ESDM, Dadan Kusdiana, pengembangan energi baru terbarukan, temasuk didalamnya biodiesel berbasis minyak sawit kedepannya harus memenuhi aspek lingkungan, sosial dan ekonomi.
Dalam kebijakan itu memuat 3 apsek yang harus dipenuhi sumber bahan baku untuk energi baru dan terbarukan, pertama indikator lingkungan yakni rendah emisi, minim limbah dan bisa ditelusuri bahan bakunya.
Kedua, indikator sosial yakni, sumber energi itu harus mampu mendukung pendapatan masyarakat, berperan dalam peningkatan tenaga kerja dan sumber bahan baku ini bisa digunakan untuk pengembangan pelayanan energi baru terbarukan.
Lantas ketiga, indikator ekonomi, yakni meningkatkan produktivitas sumber bahan baku renewable energy dalam hal ini seperti peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit sehingga mampu menghasilkan minyak sawit untuk biodiesel dengan penggunaan lahan yang lebih hemat, lantas memenuhi neraca perimbagan energi, dan memiliki nilai tambah.
“Serta terkait infrastruktur dan logistik untuk pendistribusian bioenergy,” tandas Dadan dalam 17th Indonesian Palm Oil Conference and 2022 Price Outlook (IPOC) 2021) yang diikuti Agricom.id, di Jakarta, Rabu (1/12/2021). (A1)