Agricom.id, KUALA LUMPUR - Harga minyak sawit di berjangka Malaysia tercatat naik pada Senin (5/9/2022) nampak mengikuti meningkatnya harga minyak mentah, namun harga kontrak tetap masih mendekati level terendah satu bulan di sesi sebelumnya.
Dilnsir Reuters, harga kontrak patokan minyak sawit FCPOc3 untuk pengiriman November 2022 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik sekitar RM 3 pe ton, atau ada peningkatan 0,08%, menjadi RM 3.918 (US$ 873,29) per ton pada awal perdagangan.
Masih merujuk Reuters, harga minyak sawit merosot 6% dalam seminggu lalu setelah pembeli utama China kembali melakukan penutupan akses akibat merebaknya COVID-19 baru di kota-kota Chengdu dan Shenzen untuk melakukan upaya penghentian penyebaran, kondisi ini menimbulkan kekhawatiran atas permintaan minyak nabati.
Sementara di Indonesia kebijakan penghentian sementara Pungutan Ekspor tetap dilanjutkan hingga 31 Oktober 2022, cara ini guna menjaga harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit Petani tetap terjaga tidak merosot.
Diungkapkan Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, dengan adanya perpanjangan pemberlakuan penghentian sementera PE dianggap sebagai keputusan yang baik, lantaran cara ini diharapkan bisa mengurangi biaya sehingga harga minyak sawit mentah (CPO) ditingkat domestik bisa meningkat.
“Ini otomatis akan menaikkan harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani, sementara untuk pengaruh terhadap ekspor lebih kepada kebijakan menaikkan ratio Domestic Market Obligation (DMO),” katanya kepada Agricom.id, Sabtu (3/9/2022).
Lantas, kontrak kedelai teraktif Dalian DBYcv1 naik 1,4%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 0,4%. Chicago Board of Trade ditutup untuk hari libur umum.
Analis Teknis Reuters, Wang Tao mencatat harga minyak sawit mungkin saja akan mampu melambung ke RM 4.000 per ton, lantaran sebelumnya telah menembus angka RM 3.857 per ton. (A2)
Artikel ini telah tayang di infosawit.com dengan judul © Berita Sawit - Harga Minyak Sawit Di Bursa Malaysia Ada Potensi Meningkat