Agricom.id, JAKARTA – Dalam 4 tahun berturut-turut produksi CPO Indonesia cenderung menurun atau stagnan, merujuk Laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), pencapaian produksi CPO tahun 2022 diperkirakan mencapai 46,729 juta ton, atau lebih rendah dari produksi CPO di tahun 2021 yang mencapai 46,888 juta ton atau terdapat penurunan sekitar 0,34%.
Dikatakan Ketua Umum GAPKI, Joko Supriyono, penurunan ini terjadi lantaran beberapa sebab diantaranya, tidak adanya pengembangan lahan sawit baru setelah diterapkannya kebijakan moratorium, serta rendahnya pencapaian program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), sangat berpengaruh terhadap kinerja industri sawit Indonesia baik dalam produksi.
Kata Joko, program PSR yang tidak mencapai target dan pertambahan luas areal yang secara total hanya 600 ribu hektar dalam 5 tahun terakhir, menyebabkan hilangnya harapan kenaikan produksi dari tanaman-tanaman baru.
“Harga yang sangat tinggi juga menyebabkan penundaan replanting oleh banyak pekebun sehingga porsi tanaman tua yang produktivitasnya lebih rendah menjadi lebih banyak,” katanya dalam Press Conference Kinerja Industri Sawit 20022, yang dihadiri Agricom.id di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Sementara konsumsi dalam negeri tahun 2022 secara total mencapai 20,968 juta ton, lebih tinggi dari tahun 2021 sebesar 18,422 juta ton. Konsumsi didominasi untuk industri pangan sebesar 9,941 juta ton yang lebih tinggi dari tahun 2021 sebesar 8,954 juta ton dan lebih tinggi dari 2019 sebelum pandemi sebesar 9,860 juta ton. Konsumsi untuk industri oleokimia mencapai 2,185 juta ton yang hanya 2,8% sedikit lebih tinggi tahun 2021 sebesar 2,126 juta ton dan jauh lebih rendah dari kenaikan konsumsi 2019-2020 sebesar 25,4% dan 2018- 2019 sebesar 60% yang diduga berhubungan dengan situasi pandemi Covid-19. Konsumsi untuk biodiesel 2022 mencapai 8,842 juta ton yang lebih tinggi dari konsumsi 2021 sebesar 7,342 juta ton. (A3)