Agricom.id, JAKARTA – Maraknya isu kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng kemasan sederhana dan curah beberapa pekan terakhir, kian membuat masyarakat resah. Melihat pengalaman tahun sebelumnya, pemerintah tentu tak tinggal diam, terus pantau dan kawal ketersediaan minyak agar aman dan mencukupi.
Demi antisipasi kelangkaan minyak goreng, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan kontinyu lakukan pengawalan dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait.
“Minyakita sekarang menjadi merek yang mulai digemari oleh setiap konsumen, tidak hanya di pasar tradisional tetapi Minyakita ini sudah masuk ke pasar-pasar modern, bahkan retail modern. Untuk meredam kelangkaan dan harga Minyak Goreng Rakyat (MGR) diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) maka penjualan Minyakita akan dibatasi dan tidak lagi melalui online Simirah tetapi akan didistribusikan ke pasar-pasar tradisional sehingga dapat terjangkau masyarakat dengan HET yang telah ditetapkan pemerintah,” ujar Andi Nur Alam Syah, Dirjen Perkebunan, dikutip Agricom.id.
Berdasarkan hasil pantauan, diketahui bahwa Harga Minyak Goreng Curah rata-rata nasional pada Minggu I bulan Februari 2023 diketahui mencapai Rp 15.700 per kg, berada Rp 200 diatas HET yang ditetapkan pemerintah. Harusnya harga sesuai Permendag Nomor 49/2022 tentang Tata Kelola Program Minyak Goreng Rakyat. Peraturan tersebut, mengatur harga yang berlaku untuk minyak goreng, dimana pengecer wajib menjual Minyak Goreng Rakyat (MGR) dengan harga di bawah atau sama dengan HET sebesar Rp 14.000/liter atau Rp 15.500/kg untuk MGR dalam bentuk curah dan Rp14.000,00/liter untuk MGR dalam bentuk kemasan. Dari laporan yang disampaikan Petugas Informasi Pasar Produk Perkebunan bahwa dibeberapa lokasi sudah terjadi kelangkaan dan harga minyakita diatas HET terjadi di Palembang Rp. 16.000 per liter, Manokwari, Rp 15.000 per liter, Pontianak minyakita langka, Bali minyakita langka harga Rp 16.500 per liter, Palu Rp 16.000 per liter, Kabupaten Alor Rp 18.000 per liter, namun masih ada beberapa daerah yang stok minyak kita masih lumayan dan harga sesuai HET.
Saat ini pasokan Minyakita minim di pasaran, diduga karena proses distribusi. Banyak masyarakat yang beralih dari membeli minyak goreng premium ke Minyakita. Hal tersebut berdampak pada kelangkaan dan kenaikan harga diatas HET dibeberapa daerah. Minyakita merupakan minyak hasil kebijakan DMO, fluktuatifnya realisasi DMO selama 3 (tiga) bulan terakhir berdampak pada pasokan minyak goreng.
Andi Nur menjelaskan, Pemerintah mengambil beberapa kebijakan untuk mengelola stock dan harga MGR menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) melalui peningkatan minyak dalam negeri dengan kenaikan sebesar 50 persen hingga lebaran 2023. Pemerintah juga mendepositokan 66 persen hak ekspor yang dimiliki eksportir dalam jangka sementara. Eksportir tetap dapat menggunakan hak ekspor secara bertahap mulai tanggal 1 Mei 2023.
Tren realisasi DMO bulanan fluktuatif, terlihat dari realisasi bulan November sebesar 100,94%, untuk bulan Desember 2022 sebesar 86,31%, sedangkan bulan Januari 2023 menjadi 71,81% (hingga tanggal 29 Januari 2023) dari target pemenuhan bulanan 300.000 ton.
“Untuk itu pemerintah juga menaikkan alokasi DMO menjadi 450.000 ton yang berlaku dari Februari hingga Maret 2023 sehingga stock dan harga minyak goreng dilapangan kembali normal,” jelasnya.
Lebih lanjut, Andi Nur mengatakan, Kebijakan-kebijakan ini akan dikawal lebih intensif agar tidak berdampak kepada penurunan harga TBS pekebun melalui peningkatan konsumsi CPO dalam negeri, agar stock CPO tidak menumpuk di Tangki timbun. T4