Dwi Sutoro: Perkuat Perkebunan Kelapa Sawit dan Kembangkan Industri Hilir Minyak Sawit


Agricom.id, JAKARTA – Direktur Perkebunan Nusantara, Dwi Sutoro mengulas keberadaan perkebunan kelapa sawit yang masih dalam pertumbuhan. Menurutnya, keberadaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia masih memiliki banyak tantangan dan peluang besar bertumbuh di masa depan. Seperti praktik budidaya terbaik dan berkelanjutan yang harus terus dilakukan, guna menghasilkan minyak sawit berkelanjutan. Melalui praktik budidaya berkelanjutan, akan dihasilkan efisiensi biaya pengelolaan budidaya dan menghasilkan produksi yang maksimal.

“Kita harus memperkuat keberadaan perkebunan kelapa sawit Indonesia melalui praktik budidaya terbaik dan berkelanjutan, supaya dikenal sebagai produsen terbesar minyak sawit berkelanjutan,” ungkap Dwi Sutoro menjelaskan kepada Agricom.id, Selasa (28/2/2023).

Sebagai minyak nabati yang paling kompetitif bila dibandingkan dengan minyak nabati lainnya, maka minyak sawit mentah yang dikenal sebagai CPO asal Indonesia juga harus dikenal sebagai CPO berkelanjutan.

Imbuhnya, keberadaan produksi CPO Indonesia harus bertumbuh setiap tahunnya, guna memenuhi kebutuhan pasar global termasuk Indonesia. Kegunaan  CPO sebagai bahan baku minyak makanan dan non makanan di dunia, telah mendampuk CPO sebagai primadona minyak nabati dunia.

Sebab itu, keunggulan CPO juga harus dikembangkan melalui pembangunan Industri hilirnya. Dimana, keberadaan pasar sebagai konsumen produk hilir juga harus dikembangkan terlebih dahulu.

Karakteristik unggul dari CPO sebagai minyak makanan, dapat berupa produk minyak goreng dan produk speciality fats. Sedangkan sebagai produk energi terbarukan berupa biodiesel.

Dengan asumsi kebutuhan CPO dalam negeri sebesar 6 juta ton untuk minyak goreng dan 9 juta ton untuk biodiesel, maka dengan asumsi produksi CPO Indonesia sebesar 50 juta ton per tahun, maka ekspor CPO masih bisa terus dilakukan. Sebab itu, keberadaan data produksi dan kebutuhan pasar ekspor terbaru sangat dibutuhkan, guna mengambil keputusan yang tepat bagi para pemangku kebijakan.

Disinilah, organisasi GAPKI menurut Dwi Sutoro, dapat lebih berperan, dalam membantu pemerintah mengembangkan minyak sawit di masa depan. Misalnya melalui pengembangan pasar CPO bersama anggota GAPKI.

Melalui koordinasi bersama dan kebijakan Pemerintah yang terbaik, maka pengelolaan CPO dan produk turunannya akan mampu mendorong kesejahteraan masyarakat luas. Pentingnya keberadaan Industri hilir CPO dapat menopang keberadaan Industri perkebunan kelapa sawit guna mengembangkan berbagai produk unggulan dan ramah lingkungan di Indonesia.

Keberpihakan akan kebijakan pemerintah yang dibutuhkan Industri CPO dan turunannya, juga harus disesuaikan dengan perkembangan setiap waktunya. Lantaran Industri CPO harus sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam menumbuhkan kesejahteraan rakyatnya. “Kebijakan pemerintah, senantiasa harus harmonis bersama GAPKI guna mendorong pertumbuhan Industri dari hulu hingga hilirnya, ” Ujar Dwi Sutoro.

Dengan mengantisipasi berbagai hambatan perdagangan ekspor, pemasaran CPO dan produk turunannya harus terus dikembangkan di masa depan. Sehingga CPO dan produk turunannya, dapat terus berkembang dan menjadi lebih kompetitif di perdagangan dunia.

Jelasnya, menurut Dwi Sutoro, dengan memperkuat perkebunan kelapa sawit, maka pengembangan Industri hilir minyak sawit, akan menjadi lebih maksimal dan mampu memberikan kesejahteraan bagi sebagian besar rakyat Indonesia. (T1)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP