Erick Tohir Ingatkan, BUMN Bisa Bangun dari Tidur Apabila Persoalan Harga Minyak Goreng Tidak Segera Selesai

Erick Tohir Ingatkan, BUMN Bisa Bangun dari Tidur Apabila Persoalan Harga Minyak Goreng Tidak Segera Selesai
Dok. Kementerian BUMN

03 March 2023 , 14:18 WIB

Agricom.id, JAKARTA – Keberadaan persoalan harga dan suplai minyak goreng sawit di dalam negeri, sejak dua tahun silam kerap menjadi persoalan meresahkan bagi masyarakat. Sebab itu, menurut Menteri BUMN, Erick Tohir, konsolidasi Perkebunan Nusantara dengan luas perkebunan kelapa sawit sebesar 600 ribu hektar akan segera direalisasikan.

“Kami ingatkan kalau BUMN bisa bangun dari tidur apabila persoalan harga jual domestik minyak goreng tidak segera selesai, ” Kata Erick Tohir pada acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2023, dikutip Agricom.id,  Selasa (28/2/2023).

Rencananya, hasil produksi perkebunan kelapa sawit milik BUMN ini akan dikembangkan lebih lanjut pada industri hilirnya.

Senada dengan Meneg BUMN, diungkapkan Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara, Dwi Sutoro, mengenai rencana aksi korporasi Perkebunan Nusantara. Menurutnya, hasil konsolidasi Perkebunan milik BUMN ini akan mengusung brand baru PalmCo. Dimana, kekuatan utama pada hasil produksi minyak sawit mentah (CPO) yang berasal dari pengolahan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sejumlah 23 unit milik perusahaan.

“Keuntungan bersih Perkebunan Nusantara tahun 2022 lalu, telah tembus Rp 5 Triliun lebih, ” Kata Dwi menjelaskan kepada Agricom.id, selasa (28/2/2023).

Adanya konsolidasi dan pembenahan manajemen Perkebunan Nusantara sesuai arahan Meneg BUMN Erick Tohir yang bertujuan memberikan kontribusi besar manfaat bagi rakyat Indonesia. Pasalnya, keberadaan minyak sawit kian menjadi primadona bagi konsumsi minyak nabati di dunia termasuk Indonesia.

Adanya kasus kelangkaan minyak goreng pada waktu lalu, menurut Dwi juga menjadi konsen Perkebunan Nusantara guna diantisipasi sedini mungkin. “Pengembangan CPO sebagai produk hilir sawit, menjadi jawaban akan kebutuhan masyarakat akan minyak goreng, ” ungkap Dwi menjelaskan.

Sebab itu, Perkebunan Nusantara bakal membangun Refineri (pabrik minyak goreng) baru, yang berlokasi di beberapa pulau besar Indonesia.

 “Jangan sampai harga minyak goreng sawit di dalam negeri kembali melambung dan pasokannya kembali menjadi langka. Perkebunan Nusantara akan melayani kebutuhan rakyat Indonesia”, kata Dwi menegaskan.

Menurut perhitungan korporasi Perkebunan Nusantara, konversi CPO menjadi minyak goreng sawit, hanya membutuhkan biaya produksi sekitar Rp 1.000/liter. Sebab itu, pasokan CPO dari perusahaan milik BUMN ini, dapat digunakan sebagai bahan bakunya.

“Kebutuhan konsumsi minyak goreng sawit bagi rakyat Indonesia harus menjadi prioritas utama, guna menyuplai minyak goreng sawit yang sehat dengan harga terjangkau”, ujar Dwi.

Jelasnya, sejalan dengan arahan dari Meneg BUMN, Erick Tohir, Perkebunan Nusantara segera akan melakukan realisasi pembentukan PalmCo sebagai brand baru dari Perkebunan Nusantara. (T1)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP