IOPC ke 7 Resmi dibuka, Dihadiri 900 Peserta Dari 14 Negara

IOPC ke 7 Resmi dibuka, Dihadiri 900 Peserta Dari 14 Negara
Dok. Istimewa

14 March 2023 , 14:10 WIB

Agricom.id, BALI – IOPC ke 7  dibuka  oleh  Asisten  Deputi  Kehutanan  dan Perkebunan  Kementerian  BUMN,  yang  berbicara  mengenai  pentingnya  untuk  melanjutkan semangat keberlanjutan kelapa sawit untuk menjawab tantangan saat ini dan menjamin keberlanjutan industri kelapa sawit di masa depan. Acara ini dihadiri oleh 900 peserta yang berasal dari 14 negara. Acara ini dilaksanakan dengan serangkaian acara meliputi 3 (tiga) Plenary Lectures dan 3 (tiga) Breakout Session yang didukung oleh 72 pembicara dan 112 scientific posters.

Topik Breakout Session dalam IOPC ke 7 ini terdiri atas 3 (tiga) bidang, yaitu (a) Agriculture and Biotechnology; (b) Product Development, Processing Technology, and Bioenergy; dan (c) Environment, Socio Economics, and Business. Para peserta juga dibekali dengan berbagai pengetahuan tentang teknologi terbaru dalam produksi kelapa sawit yang ramah lingkungan dan manajemen risiko bisnis. Di samping itu, melalui pameran dan klinik sawit, para peserta juga diajak untuk berdiskusi, berbagi pengalaman dan membentuk jejaring dengan sesama pelaku industri kelapa sawit dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi saat ini.

Melalui pertemuan ilmiah, diharapkan para pemangku kepentingan dapat membahas isu dan alternatif pemecahan masalah dalam menghadapi tantangan keberlanjutan industri kelapa sawit. Untuk itu, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai pusat unggulan ilmu pengetahuan dan teknologi perkelapasawitan kembali menyelenggarakan agenda pertemuan ilmiah 4 tahunan, yaitu International Oil Palm Conference (IOPC) yang Ketujuh di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) pada 14-16 Maret 2023 dengan tema “Coping The Matters, Ensuring The Future”, dalam keterangan resmi diterima Agricom.id.

Industri kelapa sawit menghadapi tantangan yang kompleks dan bervariasi pasca pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 telah memengaruhi situasi ekonomi global melalui krisis kesehatan, sosial, dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Krisis pangan dan energi global yang muncul akibat pandemi COVID-19 juga menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi industri kelapa sawit. Krisis ini telah memengaruhi pasokan dan permintaan komoditas kelapa sawit akibat penurunan permintaan dan pembatasan mobilitas yang diberlakukan oleh banyak negara.

Disamping itu, pembatasan mobilitas oleh banyak negara selama pandemi juga memicu kenaikan harga input produksi terutama pupuk, yang secara signifikan mendorong kenaikan biaya operasional produksi. Selain itu, dinamika geopolitik global juga berdampak pada industri kelapa sawit, terutama dalam hal perdagangan internasional dan investasi. Kebijakan proteksionis, sengketa perdagangan, dan ketidakpastian politik telah memperumit kondisi perdagangan global dan mempengaruhi keberlangsungan bisnis kelapa sawit.

Perusahaan perkebunan dan pengolahan yang beroperasi di sektor kelapa sawit memiliki resiko baru yang harus dihadapi, karena tanggapan pemangku kepentingan terhadap berbagai isu keberlanjutan di sektor tersebut, termasuk kampanye negatif sawit yang dapat memengaruhi citra industri dan nilai jual produk kelapa sawit. Pelaku usaha kelapa sawit yang abai atas isu keberlanjutan akan menghadapi sejumlah risiko yang lebih besar seperti kenaikan biaya operasional produksi, penurunan profitabilitas, dan kehilangan pelanggan atau pemodal.

Selain itu, volatilitas harga minyak sawit mentah dan produk turunannya di pasar global juga dapat memengaruhi keuntungan dan keberlangsungan bisnis kelapa sawit. Dalam menghadapi tantangan ini, pelaku usaha industri kelapa sawit perlu melakukan inovasi dan transformasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta memperkuat hubungan antar pemangku kepentingan. Selain itu, penting untuk mempromosikan praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam rantai pasokan kelapa sawit.

Dengan tema ini, IOPC diharapkan dapat memberikan wawasan dan strategi baru bagi pemangku kepentingan industri kelapa sawit untuk menghadapi berbagai tantangan- tantangan ditengah ketidakpastian ekonomi global dan memastikan keberlangsungan industri kelapa sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di masa depan. IOPC merupakan konferensi internasional yang membahas perkembangan isu, riset dan gelar teknologi perkelapasawitan terkini yang diselenggarakan setiap 4 tahun sekali sejak 1998.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP