Strategi Kementan Hadapi Musim Kemarau

Strategi Kementan Hadapi Musim Kemarau
Dok. Humas Ditjenbun

08 May 2023 , 11:37 WIB

Agricom.id, Jakarta – Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan iklim dunia telah menjadi isu yang semakin mengkhawatirkan. Bahkan, diprediksi bahwa dalam waktu dekat, puncak perubahan iklim akan terjadi pada bulan Agustus, saat musim kemarau tiba. Dampak dari perubahan iklim tidak hanya dirasakan di sektor lingkungan, tetapi juga di sektor pertanian, khususnya di Indonesia yang merupakan negara agraris.

Sudah menjadi fakta bahwa sub-sektor pertanian, termasuk komoditas perkebunan, turut terkena dampak perubahan iklim. Ketersediaan kebutuhan pangan dan bahan baku perkebunan menjadi semakin terancam akibat perubahan iklim yang tak menentu. Maka, tak heran jika pemerintah terus berupaya mencari solusi tepat guna untuk menghadapi tantangan ini dan mengantisipasi berbagai dampak yang mungkin terjadi menjelang musim kemarau.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), telah menugaskan jajarannya untuk mempersiapkan diri menghadapi musim kemarau ekstrim atau el nino yang diperkirakan akan terjadi. “Jajaran Kementan untuk siaga berada di lapangan dan membantu para petani yang kesulitan menghadapi musim kemarau dan persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia untuk menghadapi musim kemarau,” kata Mentan SYL, dikutip Agricom.id.

Baca juga : Semangat Baru Pasca Lebaran, Dirjenbun Andi Nur Dorong Akselerasi Pembangunan Perkebunan

Direktorat Jenderal Perkebunan pun sigap menjalankan arahan Mentan SYL dengan segera berupaya mengantisipasi musim kemarau. Andi Nur Alam Syah, Direktur Jenderal Perkebunan, mengatakan bahwa salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyediakan paket teknologi berupa kegiatan mitigasi dan adaptasi untuk menekan efek negatif dari perubahan iklim terhadap komoditas perkebunan. “Ditjen Perkebunan juga terus mensosialisasikan dan menghimbau para petani agar segera melakukan pengendalian OPT secara terpadu, pembangunan embung, demplot pembukaan lahan tanpa bakar, serta memberikan bantuan sarpras untuk mengatasi kekeringan dan kebakaran lahan seperti pompa air, pompa jinjing, dan selang,” ujar Andi Nur, dikutip Agricom.id.

Baca juga : Swasembada Gula Nasional : Kementan Kawal & Pastikan Data Produksi Gula Akurat

 Perjuangan para petani dalam memasok kebutuhan pertanian, termasuk kebutuhan komoditas perkebunan Indonesia, memang tidak mudah. Oleh karena itu, upaya antisipasi dan pengendalian yang telah dilakukan oleh Ditjen Perkebunan. “Himbauan dari Mentan SYL harus mendapat perhatian penting dari seluruh pelaku usaha perkebunan demi menjaga keberlangsungan tanaman perkebunan,” tegas Andi Nur. (T4)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP