Agricom.id, SURABAYA – Pada tahun 2022, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan telah membangun nurseri modern dengan luas 6,7 hektar yang berlokasi di Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Nurseri tersebut terdiri dari bangunan utama berupa greenhouse dan shading house, serta calon kebun induk. Pada tahun 2023, operasional nurseri akan dikelola oleh Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya (BBPPTP) Surabaya.
Dalam rangka membangun perkebunan yang lebih baik, Direktur Perbenihan Perkebunan bersama jajaran dan Kepala Balai Besar Surabaya telah melakukan koordinasi dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka), serta meninjau pembibitan milik Puslitkoka.
Baca juga : Semangat Baru Pasca Lebaran, Dirjenbun Andi Nur Dorong Akselerasi Pembangunan Perkebunan
Direktur Perbenihan Perkebunan, Gunawan, menyatakan harapannya agar Ditjen Perkebunan dan Puslitkoka dapat saling bersinergi dan berkolaborasi dalam membangun perkebunan yang lebih baik, “Bukan untuk saling berkompetisi tetapi saling mengisi, melengkapi, memproduksi, dan mendistribusikan benih unggul yang berkualitas ke berbagai wilayah pengembangan perkebunan, terutama daerah yang belum terjangkau,” kata Gunawan, dikutip Agricom.id.
Kepala BBPPTP Surabaya, Fausiah T. Ladja, menjelaskan bahwa untuk operasional nurseri modern Gekbrong, diperlukan sinergi dengan Puslitkoka. Nurseri Gekbrong memerlukan bahan tanam untuk produksi benih maupun breederseed (benih penjenis) untuk membangun kebun induk. “ BBPPTP Surabaya meminta dukungan Puslitkoka sebagai bentuk sinergi dalam membangun dan mensukseskan operasional Nurseri Gekbrong,” jelas Fausiah.
Baca juga : RSPO : Praktik Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan Jadi Tanggung Jawab Bersama
Koordinasi ini disambut dengan baik oleh Kepala Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Dini Astika Sari, M.Biotech. Ia menyatakan bahwa pada prinsipnya Puslitkoka siap untuk kerjasama dengan Ditjen Perkebunan dalam mengembangkan nurseri, demi terjamin dan tersedianya benih unggul komoditas perkebunan yang bermutu baik dan berkualitas. Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara berbagai instansi dalam mengembangkan perkebunan yang berkelanjutan dan berkualitas. (T4)