Walau Harga Referensi CPO Naik 4,48%, BK & PE CPO Tetap

Walau Harga Referensi CPO Naik 4,48%, BK & PE CPO Tetap
Dok. Agricom.id

02 August 2023 , 12:48 WIB

AGRICOM, JAKARTA – Pada periode 1—15 Agustus 2023, harga referensi produk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang digunakan untuk menetapkan bea keluar (BK) dan tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (tarif BLU BPDP-KS), yang juga dikenal sebagai Pungutan Ekspor (PE), adalah sebesar USD 826,48 per metrik ton. Angka ini mengalami peningkatan sebesar USD 35,46 atau 4,48 persen dibandingkan dengan Harga Referensi CPO pada periode 16–31 Juli 2023.

Keputusan mengenai penetapan Harga Referensi CPO ini telah diatur dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1304 tahun 2023, yang menetapkan harga referensi Crude Palm Oil untuk dikenakan bea keluar dan tarif layanan umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

“Saat ini, Harga Referensi CPO mengalami peningkatan yang menjauhi ambang batas sebesar USD 680/MT. Untuk itu, merujuk pada PMK yang berlaku saat ini, pemerintah mengenakan Bea Keluar CPO sebesar USD 33/MT dan Pungutan Ekspor CPO sebesar USD 85/MT untuk periode 1—15 Agustus 2023,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Budi Santoso, dikutip Agricom.id dalam keterangan resmi.

Baca Juga : Mendag Zulkifli Hasan : Perundingan Indonesia-EU CEPA Jadi Agenda Prioritas dan Ditargetkan Segera Selesai

Untuk minyak goreng (refined, bleached, and deodorized/RBD palm olein) dalam kemasan bermerek dan dikemas dengan berat netto ≤ 25 kg dikenakan BK USD 0/MT dengan penetapan merek sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1305 Tahun 2023 tentang Daftar Merek Refined, Bleached, and Deodorized (RBD) Palm Olein dalam Kemasan Bermerek dan Dikemas dengan Berat Netto ≤ 25 Kg.

Peningkatan Harga Referensi CPO dipengaruhi beberapa faktor, misalnya peningkatan ekspor CPO, terutama dari Malaysia yang tidak diimbangi dengan peningkatan produksi di Malaysia. Selain itu, kenaikan harga minyak nabati lainnya yaitu minyak kedelai karena estimasi penurunan produksi di Amerika Serikat. (T4)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP