Transformasi Ekonomi Petani Bandung Melalui Hilirisasi Perkebunan

Transformasi Ekonomi Petani Bandung Melalui Hilirisasi Perkebunan
Dok. Humas Ditjenbun

14 August 2023 , 14:46 WIB

AGRICOM, BANDUNG - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), menghadiri acara Ground Breaking Center of Excellence (CoE) Kopi Nasional yang sekaligus Peluncuran Awal Produk Hilirisasi Perkebunan di Solokan Jeruk, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada hari Minggu, tanggal 13 Agustus 2023.

Mentan SYL mendorong petani yang berada di wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung, untuk menerapkan transformasi ekonomi melalui pengembangan hilirisasi produk dari sektor perkebunan. Dalam konteks ini, upaya diarahkan agar petani dapat bergabung dalam korporasi besar di masa mendatang, dengan tujuan untuk memungkinkan akses berkelanjutan terhadap teknologi dan pendanaan modal.

"Visi saya adalah pada tahun 2024, kita bisa menanam setidaknya 20 juta batang kopi, dan diharapkan Kabupaten Bandung dapat menjadi pelopor dalam pelaksanaan ini. Apalagi, saya melihat adanya koperasi petani di sini, yang benar-benar mengagumkan," ujar Mentan SYL, dalam siaran pers yang di terima Agricom.id.

Baca juga : Mentan SYL Tinjau DAS Citarum Untuk Menjamin Kelangsungan Produksi Sektor Pertanian

Menurut Mentan SYL, selama ini pertanian adalah sektor strategis yang menentukan tumbuhkembangnya perekonomian nasional. Sebagai gambaran, ekspor pertanian tumbuh di atas 15 persen sehingga berdampak langsung pada nilai kesejahteraan petani yang terus meningkat.

"Kita harus memastikan bangsa ini lebih baik karena kita punya fungsi untuk melakukan itu. Paling tidak bukan kita yang merusak negeri ini dan bukan kita yang membuat produksi pertanian turun, tapi kita harus melakukan yabg terbaik. Karena itu saya mengapresisasi hadirnya kegiatan launching dan ground breaking hilirisasi produk perkebunan ini untuk Indonesia yang lebih maju," kata Mentan SYL.

Lanjut  Mentan, penanganan el nino yang diperkirakan berlangsung lama harus menjadi perhatian bersama. Salah satunya dengan mendampingi petani dan pekebun agar terus meningkatkan produktivitas.

"Saya berharap memang bandung memperhatikan el nino dengan terus mendampingi para petani. Insha allah, kita semua bisa mempercepat tanam dengan varietas yang bagus dan teknologi mekanisasi yang bagus," katanya.

Baca juga : Kendati Terancam El Nino, Ekspor Bawang Merah Tetap Berlangsung

Bupati Bandung, Dadang Supriatna menyampaikan terimakasih atas perhatian jajaran Kementan dalam membangun sektor perkebunan Bandung sebagai penunjang ekonomi masyatakat sekitar. Sebagai informasi, Kabupaten Bandung merupakan produsen kopi terbesar di Jawa Barat yang diproduksi di atas tanah 1000 mdpl sehingga dapat menghasilkan biji kopi yang bercita rasa dan berkualitas tinggi.

"Luas lahan kopi Kabupaten Bandung mencapai 14.374 hektar dengan produksi 8,183,31 ton lebih dari 50 persen luas perkebunan kopi arabica Jawa Barat. Sejauh ini kami juga terus melakukan berbagai treatment mulai dari pemberian benih kopi unggulan bersertifikat, pengendalian hama dan penyakit kopi, binaan teknis dan budidaya kopi. Kami berterimaksih kepada jajaran kementan yang terus mendampingi petani," katanya.

Baca juga : Jadi Faktor Krusial Pertanian, Mentan SYL : Permudah Akses Pupuk Untuk Petani

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah mengatakan bahwa dalam kurun waktu empat tahun pihaknya sudah mengembangkan kawasan perkebunan seluas 450 ribu hektar terdiri dari komoditas kopi, kelapa, jambu, kakao, karet, sagu, tebu, lada, cengkeh, aren, vanili, kayu manis, tembakau dan kapas.

"Kami juga terus berupaya memperbaiki tanaman perkebunan yang tua atau rusak dan tidak produktif dengan melakukan penggantian melalui peremajaan atau rehabilitasi," ujar Andi Nur, Minggu, 13 Agustus 2023.

Andi mengungkapkan pembangunan perkebunan Indonesia membutuhkan pembiayaan cukup besar di tengah kemampuan APBN yang sangat terbatas, sehingga dibutuhkan inovasi dan gagasan agar tidak bergantung pada skema APBN.

Dia berharap, produk perkebunan bisa menjadi produk olahan berskala ekspor dan memiliki dampak langsung kepada para pekebun di seluruh Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan terus membantu, memfasilitasi dan mengawal kegiatan hilirisasi agar memicu daya saing dan memperkuat ekonomi.

"Program perkebunan partisipasi yang dilaksanakan oleh jajaran Kementan merupakan solusi untuk memacu daya saing dan memperkuat ekonomi. Sedangkan dari sisi akuntabilitas, pengelolaan anggaran selama empat tahun berturut turut telah mendapat kepercayaan BPK dengan predikat opini wajar tanpa pengecualian atau WTP.

"Karena itu kita jaga bersama sektor pertanian Indonesia agar lebih maju mandiri dan modern" kata Andi Nur. (T4)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP