AGRICOM, JAKARTA – Tak dapat dipungkiri, komoditas perkebunan terbukti memberikan kontribusi besar dan berdampak positif terhadap perekonomian negara. Produk komoditas perkebunan dan turunannya selalu melekat dan setia menemani kehidupan kita sehari-hari, dan sudah menjadi trend atau life style di berbagai kalangan.
Dalam pengembangannya tentu dihadapkan dengan berbagai tantangan, namun sudah saatnya generasi muda atau generasi milenial terjun terlibat dan menggeluti langsung pengembangan komoditas perkebunan dengan kreativitas dan terobosan inovasi atau digitalisasi.
“Sebagai mahasiswa saya sangat tertarik pada bidang pertanian. Karena sektor pertanian sendiri akan selalu ada dan tidak akan mati. Sektor pertanian berperan penting bagi ketahanan pangan di Indonesia. Pemerintah sendiri juga berupaya guna menarik perhatian generasi muda untuk terjun di dunia pertanian termasuk perkebunan,“ ujar Nanda Septy, Mahasiswa Universitas Nasional.
Baca juga : Dirjenbun Andi Nur Alamsyah : Saatnya Generasi Milenial Kembangkan Komoditas Perkebunan
Menurut Bintang Hady, Mahasiswa Universitas Nasional juga berpendapat mengenai kemajuan dari pertanian di Indonesia. “Kita tinggal di Indonesia, memiliki kekayaan sumber daya alam yang beragam dan berpotensi luar biasa, dimana tidak semua dimiliki oleh negara lain. Kelangkaan tersebut justru seharusnya menjadi pencetus atau motivasi besar bagi generasi muda dalam mencari cara atau berupaya untuk mempertahankan atau membudidayakan dari komoditas-komoditas perkebunan yang ada, sehingga nantinya bisa melakukan ekspor dan memperkenalkan produk turunan perkebunan kepada negara lain.”
Bintang menambahkan, untuk memajukan pertanian di Indonesia sebaiknya para petani atau pekebun bisa menggunakan benih yang unggul, mempraktekkan cara budidaya pengolahan pascapanen yang baik dan benar, demi meningkatkan produksi dan produktivitas beserta produk turunan perkebunan. Selain itu, diharapkan pemerintah dapat membuatkan program wirausaha muda pertanian.
Pada kesempatan yang sama, Nurcholis Adam Zuhri, Mahasiswa Universitas Nasional mengatakan, “Saya sebagai generasi z tertarik belajar di bidang pertanian karena ingin memperdalam ilmu tentang pertanian. Diharapkan kedepannya dapat berkontribusi langsung mengembangkan potensi komoditas perkebunan, bisa berbagi ilmu atau informasi seputar perkebunan dan yang paling penting adalah menghapus citra petani atau pekebun yang lusuh, miskin dan terbelakang, karena berkebun sangat menjanjikan, jadi pekebun bisa keren dan menambah pendapatan.
Baca juga : Buka Gebyar Hortikultura dan Launching Gerakan Gloria, Mentan SYL : Perkuat Hilirisasi
Banyak tantangan kedepannya, jika generasi z tidak tertarik pada pertanian maupun perkebunan, dan tidak segera bergerak mengembangkan potensi perkebunan, maka akan dihadapkan dengan berbagai persoalan kedepan, salah satunya ketersediaan bahan baku perkebunan menepis, Indonesia nanti akan sangat kesulitan memenuhi kebutuhannya sendiri, serta berdampak ke perekonomian negara.
Lebih lanjut Nurcholis mengatakan, stevia sendiri komoditas yang memiliki potensi besar kedepannya. Penanganan pasca panen tanaman stevia juga sangat mudah dan sederhana, cukup dengan memetik daun seperti tanaman teh. Stevia bisa menjadi salah satu solusi dari krisis pangan dikarenakan stevia memiliki kualitas yang baik dan berdaya saing. Dampak dari penanaman stevia juga menguntungkan bagi sektor ekonomi dan juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh. (T4)