Milenial Lampung Memajukan Edukasi Kopi Melalui Sekolah Arcarya

Milenial Lampung Memajukan Edukasi Kopi Melalui Sekolah Arcarya
Dok. Humas Ditjenbun

25 September 2023 , 12:52 WIB

AGRICOM, LAMPUNG – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, memperkuat ajakan kepada seluruh jajarannya untuk terus mendorong dan meningkatkan minat generasi milenial terhadap sektor pertanian, termasuk perkebunan, sebagai salah satu pilar penting dalam pengembangan masa depan Indonesia.

"Sudah saatnya generasi muda terjun langsung dalam dunia pertanian dan perkebunan dengan ide-ide baru yang kreatif dan inovatif, didukung oleh digitalisasi yang canggih. Kontribusi generasi muda akan semakin memperkuat dan memperkaya komoditas pertanian serta perkebunan beserta produk-produk turunannya," ujar Menteri Pertanian, SYL.

Pentingnya regenerasi dalam komunitas petani juga menjadi sorotan penting. Salah satu figur inspiratif dalam dunia perkebunan adalah Bernard Langoday dari Indonesian Coffee Practices, seorang pemuda Indonesia yang telah berhasil memberikan kontribusi positif dalam sektor ini.

Selain berhasil membangun merek "Kopi Dari Timur" dan PT Garut Indonesian Coffee sejak tahun 2019, Bernard juga secara aktif memberikan edukasi khusus tentang komoditas kopi, terutama kepada generasi muda melalui program pendidikan dan pelatihan.

Baca juga : Dirjenbun Andi Nur Alamsyah : Saatnya Generasi Milenial Kembangkan Komoditas Perkebunan

Dengan komitmennya terhadap pertanian dan perkebunan, Bernard Langoday membawa harapan akan masa depan yang lebih cerah bagi sektor ini, serta membuktikan bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk mendukung perkembangan berkelanjutan Indonesia dalam dunia perkebunan.

“Sekolah Acarya merupakan pengembangan dari program Wiyata Muda yang fokus pada pembentukan Ekosistem bisnis kopi, seperti pemenuhan aspek sosial-budaya, ekonomi, pendidikan & pelatihan, hingga ekologi,” ujar Bernard saat berbagi kisahnya ke Tim Ditjen Perkebunan (20/09).

Bernard menambahkan, Acarya ini didirikan karena melihat potensi besar kopi di Lampung Barat, dan terdorong dengan adanya tantangan keterbatasan jumlah petani kopi di Lampung Barat, sehingga perlunya ditumbuhkan ketertarikan kaum milenial pada sektor agribisnis, dan mendorong secara aktif pergerakan pembangunan potensi wilayah dan pemberdayaan masyarakat.

“Acarya ini dimaksudkan untuk regenerasi petani kopi Lampung Barat dan pembentukan ekosistem bisnis kopi terpadu untuk pembangunan wilayah,” jelas Bernard.

Sekolah kopi ini digagas bersama oleh tim Acarya pemuda/i Lampung Barat; Rajab Teguh, Rahmat Wahyudi, Kasdani Priyatna, Zulfa Nasichah, & Rifqi Ihza), bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Lampung Barat (Dinas Perkebunan dan Peternakan, serta Dinas Koperasi dan Perdagangan). Sekolah Kopi Acarya pun mendapat dukungan dari Himpunan Alumni IPB, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Agromaritim IPB, Desa Sejahtera Astra, dengan mitra-mitra brand lokal seperti Jenderal Kopi, Asmaraloka, Canwil Group, dan Kelana Space.

“Dampak dari sekolah kopi Acarya ini sangatlah besar, seperti pembangunan sumberdaya wilayah dengan basis komoditas kopi dan output indikator partisipatif petani milenial, peningkatan income dan produktivitas, serta serapan tenaga kerja hingga produk olahan kopi,” ujar Bernard.

Baca juga : Kementan Lanjutkan Proyek GRASS untuk  Tingkatkan Kualitas Hasil Perkebunan

Acarya berlokasi di Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat. Bernard menekankan bahwa Sekolah Kopi ini fokus pada pendidikan petani dan anak-anak petani, namun tetap terbuka secara umum untuk corporate, komunitas, dan instansi serupa.

“Kedepannya, pengembangan Acarya fokus pada perluasan wilayah administratif dan akselerasi kolaborasi multipihak. Saat ini belum ada provinsi lain di luar Lampung Barat yang mengajak atau mengundang kerjasama, namun semoga akan ada Pemerintahan Daerah dan Swasta yang dapat mengakomodasi output indikator yang ingin tim kami capai,” harap Bernard.

Ia menjelaskan, Acarya merupakan movements lokal yang memberikan capacity building mulai dari pelatihan hulu-hilir kopi, bisnis, literasi keuangan, ecotourism, hingga mentoring dan evaluasi.

“Bersyukur dan senang sekali karena respon petani dan anaknya terhadap sekolah ini sangat antusias, bahkan beberapa petani dan pelaku kopi dari luar Lampung Barat pun turut berpartisipasi positif terhadap sekolah kopi ini,” ujarnya.

Bernard berharap, “Harapan kami Acarya dapat menjadi prototype turunan program Wiyata Muda, serta mendapatkan dukungan positif dan keberpihakan pemerintah daerah, pihak swasta, instansi akademisi, hingga Kementerian terkait, untuk andil berkontribusi aktif dalam memfasilitasi, matching program, atau sponsorships untuk keberlangsungan pergerakan Acarya di Lampung Barat dan Indonesia secara luas,” harapnya.

Bernard mengajak generasi muda agar mau terjun langsung geluti usaha perkebunan, “Dengan adanya bermacam isu perihal climate change dan potensi wilayah dalam beberapa tahun belakang, sudah seharusnya generasi muda (kita) memikirkan bagaimana nasib daerah kedepannya. Jika kakek, nenek, dan orang tua kita sudah tidak ada nanti, siapa lagi yang akan menanam atau mengolah kopi? Jika tidak melakukan pergerakan sekarang, bagaimana nasib kompetensi petani kita nantinya,” ujar Bernard.

Pada kesempatan yang berbeda Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengajak generasi muda dan seluruh insan perkebunan, jadikanlah perkebunan ini sebagai ladang untuk menumbuhkan kerjasama, menumbuhkan komitmen untuk menciptakan kemajuan, menciptakan prestasi yang tidak hanya untuk Indonesia tetapi juga bagi dunia.

“Kedepannya hilirisasi komoditas perkebunan akan terus didorong untuk menghasilkan komoditas perkebunan bernilai tambah tinggi bermutu dan berdaya saing. Pentingnya mengenalkan perkebunan sejak dini kepada generasi muda, karena mereka sebagai penerus bangsa, berperan penting dalam mengembangkan perkebunan Indonesia. Diharapkan generasi muda dapat berkontribusi langsung secara optimal dan kedepannya akan terus bermunculan beragam produk turunan yang inovatif dan semakin tumbuh para UMKM – UMKM perkebunan lainnya serta dapat bermitra dengan buyer, sehingga makin meningkatkan pertumbuhan ekspor perkebunan di masa depan,” harap Andi Nur.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP