AGRICOM, JAKARTA - Saat ini tren kenaikan komoditas pangan tertinggi dalam 4 tahun terakhir, khususnya beras. Selain akibat El Nino kondisi pangan di pasar global turut mempengaruhi cadangan beras pemerintah yang dikelola Bulog.
Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita menjelaskan, stok beras dunia pada akhir tahun 2023 ini diprediksi akan menurun menjadi 171,8 juta ton, lebih rendah 2 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya, mengutip data dari Departemen Pertanian AS (USDA).
Di sisi lain, ada pembatasan bahkan penutupan keran ekspor beras oleh negara produsen dunia, seperti dilakukan India. “Dari hasil komunikasi dengan sejumlah negara di Asia Tenggara, peluang impor beras kini semakin sulit. Jadi untuk impor juga tidak mudah,” kata Feby dalam diskusi Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bertajuk “Antisipasi Krisis Pangan Di Tengah Ancaman El Nino”, Selasa (31/10/2023) yang diikuti Agricom.id.
Febby melanjutkan, Bulog mengelola CBP sebanyak 1,47 juta ton yang terdiri dari PSO (public service obligation) sebanyak 1,38 juta ton terdiri dari pengadaan luar negeri 1,3 juta ton dan dalam negeri 79.627 ton. Sedangan kegiatan komersial 87.700 ton.
Baca juga : Kerjasama Indonesia - Brazil Dalam Swasembada Gula Hingga Perdagangan Ekspor Dan Impor
Untuk menjaga stabilisasi harga beras, pihaknya sudah menggelontorkan beras sebanyak 877.142 ton sampai Oktober. Satu tahapan bantuan, Bulog menyalurkan 411,000 ton. Jika nanti sampai Desember diperkirakan bantuan pangan mencapai 1,2 juta ton. ”Dengan adanya bantuan pangan kepada 21 juta KPM akan mengurangi 2,1 juta orang masuk pasar, sehingga mampu meredam harga beras di pasar,” katanya.
Lebih lanjut Febby mengatakan, Perum Bulog mendapat kuota penugasan impor beras sebanyak 1,5 juta ton tahun ini. Setelah sebelumnya menugaskan mengimpor 500 ribu ton di akhir tahun 2022, yang realisasinya dilanjutkan ke tahun 2023. Bulog menargetkan bisa merealisasikan impor sebanyak 2 juta ton sampai akhir tahun 2023.
“Nah saat ini Bulog sudah secure stoknya, itu ada 1,4 juta ton. Sebenarnya sebanyak 1,5 juta ton memang [ditargetkan]. Saat ini masuk terus beras dari luar negeri untuk pemenuhan stok minimal CBP itu sendiri,” jelas Febby. (A3)