Bimbingan Teknis pengendalian OPT pada tanaman perkebunan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 16 Desember 2023, di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Foto : Humas Ditjenbun
AGRICOM, MAKASSAR – Tak dapat disangkal, pasar global mengharapkan hasil produksi dan produk turunan dari pekebun untuk memiliki kualitas yang lebih baik dan terjamin. Hal ini diperparah oleh adanya persaingan antar produk pertanian dari negara lain.
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) menjadi salah satu tantangan besar dalam menjaga mutu dan produktivitas produk pertanian. Oleh karena itu, langkah-langkah yang tepat diperlukan untuk mencegah kerugian hasil dan penurunan kualitas akibat serangan OPT.
Salah satu inisiatif yang diambil adalah oleh Kementerian Pertanian, terutama Direktorat Jenderal Perkebunan, yang aktif memberikan edukasi kepada pekebun melalui Bimbingan Teknis pengendalian OPT pada tanaman perkebunan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 16 Desember, di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Baca juga : Kementan Sempurnakan Regulasi Penetapan Harga Pembelian TBS Untuk Lindungi Petani Sawit Swadaya
“Bimbingan teknis pengendalian OPT perkebunan saya nilai sangat penting dilakukan demi menjaga dan menurunkan serangan OPT perkebunan, agar dapat memaksimalkan produktivitas dan mutu komoditas perkebunan khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan,” ujar Andi Nur Alam Syah, Direktur Jenderal Perkebunan dikutip Agricom.id dalam rilis.
Andi Nur berharap, pekebun secara konsisten menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari bimtek ini, pada saat mengelola kebunnya atau membudidayakan komoditas perkebunan.
Sesuai amanat Undang-undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan bahwa perlindungan perkebunan dilakukan melalui pemantauan, pengamatan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, serta perlindungan tanaman perkebunan menjadi tanggungjawab pelaku usaha perkebunan, pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya, dan pemerintah pusat.
Baca juga : Menko Airlangga Tegaskan Lindungi Industri Kelapa Sawit Nasional dari Kebijakan Uni Eropa
“Agar pengendalian jauh lebih luas, dibutuhkan partisipasi dan dukungan semua pihak untuk bersama-sama mengendalikannya. Saya berharap kepada jajaran Ditjen Perkebunan dan semua pihak dapat bersinergi serta memberikan kontribusi sekaligus peran nyata untuk bersama-sama melakukan pendampingan dan pembinaan pengendalian OPT berupa sarana, SDM, teknologi serta penguatan kelembagaan. ujar Andi Nur.
Sementara itu, Direktur Perlindungan Perkebunan, Hendratmojo Bagus mengatakan, “Kita identifikasi apa saja OPT yang menyerang tanaman perkebunan di kabupaten Bone, kemudian berkolaborasi dengan pemerintah setempat, kita lakukan gerakan pengendalian bersama-sama.” (A3)