(Dari kiri) Marjan Purba, Deputy Head of Digital Transformation Asian Agri, Vanda Kusumaningrum, Corporate Communications Manager Apical Group dan Edi Tjeng, Head of Sourcing Apical Group, di acara “Media Breakfasting Asian Agri dan Apical” di Jakarta, Selasa (19/03). Foto: Agricom
AGRICOM, JAKARTA - Pada era digital ini, sektor perkebunan kelapa sawit mengalami transformasi yang signifikan melalui adopsi inovasi teknologi digital. Inovasi ini bertujuan untuk memperkuat keberlanjutan operasional dari hulu ke hilir. Di Asian Agri dan Apical, digitalisasi telah membawa perubahan paradigma dengan meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan tanggung jawab lingkungan.
Asian Agri memulai perjalanan digitalnya dengan peluncuran program Asian Agri Connected Plantation pada tahun 2016. Langkah ini kemudian dilanjutkan dengan Asian Agri Connected Mill pada tahun 2019. Program-program ini bertujuan untuk menciptakan nilai tambah di dalam operasional bisnis, meningkatkan kualitas, produktivitas, serta mengurangi biaya secara kompetitif.
“Transformasi digital di perkebunan kelapa sawit akan meningkatkan disiplin dan integritas operasional di lapangan, hal ini akan menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas, data yang lebih akurat, transparan, dan cepat, sehingga pengambilan keputusan juga akan lebih tepat sasaran,” ungkap Marjan Purba, Deputy Head of Digital Transformation Asian Agri, saat acara “Media Breakfasting Asian Agri dan Apical” di Jakarta, Selasa (19/03) yang dihadiri Agricom.id.
Baca juga: Apical Gelar Kampanye Edukasi Minyak Sawit Berkelanjutan ‘GreenFest’ Bersama RSPO Dan INSTIPER
Lebih lanjut menurut Marjan, penggunaan data Global Positioning System (GPS) akan memungkinkan perusahaan untuk menelusuri kembali (traceability) aktivitas perkebunan dan pabrik kelapa sawit yang sudah dilakukan. Dengan adanya transformasi digital ini sangat mendukung kegiatan operasional di perkebunan dan juga pabrik kelapa sawit.
Sementara itu, Apical, sebagai pemain utama dalam sektor pengolahan midstream, memanfaatkan teknologi seperti blockchain, pemantauan satelit, dan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk meningkatkan transparansi dan keberlanjutan dalam rantai pasokannya. Dengan menerapkan A-SIMPLE Implementation Framework 2020, Apical berhasil meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko, termasuk deteksi dini hot spot serta pelacakan ketelusuran area konsesi.
Menurut Vanda Kusumaningrum, Corporate Communications Manager Apical Group, inovasi digital ini tidak hanya memperkuat transparansi tetapi juga meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan terhadap komitmen keberlanjutan di Apical, sehingga seiring dengan kapasitas pabrik yang meningkat, pemenuhan rantai pasok yang berlanjut dapat dipenuhi.
Pemantauan satelit dan teknologi memberikan gambaran akurat tentang penggunaan lahan, mendukung Apical dalam melindungi ekosistem dan mengelola risiko lingkungan secara efektif. Diperkuat oleh kinerja framework internal seperti Sistem Manajemen Dampak Berkelanjutan (SIMS) dan A-SIMPLE framework memberikan kemampuan untuk secara komprehensif mengukur dan memantau keberlanjutan, memungkinkan penentuan target dan peningkatan berkelanjutan.
Baca juga: Apical Group Dukung UMKM Melalui Program Kreasi Rasa
Edi Tjeng, Head of Sourcing Apical Group, menambahkan bahwa bagi departemen Sourcing, teknologi memungkinkannya mendapatkan supplier unggul karena dapat mempersingkat rantai verifikasi di rantai pasok Apical sehingga mempermudah proses verifikasi dimana sangat penting melacak asal-usul produk.
Apical berperan vital dalam implementasi ESG, melawan deforestasi, yang juga sesuai dengan komitmen keberlanjutan Apical2030. Hingga tahun 2023, Apical telah berhasil meningkatkan integritas rantai pasok melalui adanya 439 supplier.
Inovasi digital di Asian Agri dan Apical menjadi kunci dalam mendorong keberlanjutan rantai pasok dari hulu ke hilir, menegaskan komitmen terhadap praktik lingkungan, sosial, dan tata kelola yang bertanggung jawab, dengan ketelusuran sebagai pilar utama dalam keberlanjutan rantai pasok.
Baca juga: Komitmen Apical Kembangkan Hilirisasi Untuk Dongkrak Nilai Tambah Komoditas Minyak Sawit
Dampak inovasi digital ini sangat signifikan, seperti: (1) Peningkatan Transparansi, yang memungkinkan teknologi ketertelusuran dapat memperkuat visibilitas rantai pasok, mendukung akses informasi tentang sumber dan praktik produksi. (2) Pengelolaan Lingkungan Proaktif, memungkinkan respons cepat terhadap isu lingkungan, seperti deforestasi, dan mendukung pengelolaan risiko lingkungan. (3) Pengambilan Keputusan Berbasis Data: Pemanfaatan data besar untuk analisis dan pelaporan mempertajam pengambilan keputusan strategis dan operasional, (4) Kepatuhan dan Keberlanjutan: Teknologi mendukung pemenuhan standar keberlanjutan dan regulasi, memperkuat kepatuhan dan reputasi korporat. (A3)