Pendapatan ANJ Naik 28,6% Jadi USD 8,5 juta di Kuartal I 2024

Pendapatan ANJ Naik 28,6% Jadi USD 8,5 juta di Kuartal I 2024
Dok. ANJ

06 June 2024 , 17:23 WIB

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (“ANJ”; IDX: ANJT) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan dilanjutkan dengan Public Expose pada 5 Juni 2024 di Jakarta. Foto: ANJ

 

AGRICOM, JAKARTA - Pada tahun 2023 PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJ) berhasil mencapai kinerja produksi yang positif dengan peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan inti sebesar 4,8% menjadi 881.051 mt dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 840.581 mt. ANJ berhasil mencatatkan peningkatan volume penjualan CPO sebesar 4,9% menjadi 288.941 mt dibandingkan capaian penjualan tahun 2022 sebesar 275.320 mt.

Sedangkan pada Kuartal I 2024, ANJ memproduksi 173.226 mt Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan inti, jumlah ini menurun 7,4% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, namun ANJ berhasil mengejar ketertinggalan produksi TBS di bulan April 2024 sehingga produksi TBS selama periode Januari – April 2024 telah mendekati tingkat produksi di periode yang sama tahun lalu.

Meskipun produksi lebih rendah dibanding kuartal I 2023, ANJ membukukan peningkatan EBITDA sebesar 28,6% menjadi USD 8,5 juta dibandingkan capaian USD 6,6 juta pada kuartal I 2023, Margin EBITDA pun naik menjadi 17,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

BACA JUGA: 

- Harga Minyak Sawit di Inacom (KPBN) Naik 0,24 Persen pada Rabu (5/6), Tren Serupa di Bursa Malaysia

- Harga TBS Sawit Plasma Riau Periode 5-11 Juni 2024;  Tertinggi Rp 2.932,25 per Kilogram

Direktur Utama ANJ, Lucas Kurniawan menjelaskan, untuk memastikan keberlanjutan bisnis, perusahaan sudah mengintegrasikan insisiatif ESG untuk selalu berdampingan dengan strategi bisnis. Komitmen tersebut didasari oleh visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi keseimbangan antara aspek manusia, planet, dan kemakmuran.

“Berkat komitmen tersebut, ANJ telah memperoleh berbagai penghargaan yang menjadi bukti nyata keberhasilan kami dalam mengintegrasikan aspek keberlanjutan dalam bisnisnya,” jelas Lucas di kutip Agricom.id di acara Public Expose pada 5 Juni 2024 di Jakarta.  

ANJ mencatatkan prestasi pada 2023, dengan berhasil meraih beberapa penghargaan seperti PROPER Emas yang diraih oleh anak perusahaan ANJ, yaitu PT Sahabat Mewah dan Makmur (SMM) dan PT Austindo Nusantara Jaya Agri (ANJA) yang menjadikan ANJ sebagai satu-satunya perusahaan kelapa sawit yang meraih PROPER Emas, serta PROPER Hijau yang diraih oleh PT Kayung Agro Lestari (KAL) dan PT Austindo Nusantara Jaya Agri Siais (ANJAS).

Selain itu, Direktur Utama ANJ, Lucas Kurniawan, juga dianugerahi penghargaan “Green Leadership Utama” dari KLHK.

BACA JUGA: 

- Harga Karet Di Sicom Naik Rp 189 Pada Kamis 6 Juni 2024

- Harga Karet di Sicom Semakin Anjlok pada Rabu 5 Juni 2024

ANJ juga mencapai peningkatan dalam hal ESG rating di tahun 2023, salah satunya dari Sustainalytics, lembaga riset dan pemeringkat ESG dan tata kelola perusahaan Morningstar yang memberikan hasil penilaian Peringkat Risiko Rendah dengan skor 15,4 meningkat 2,9 poin dibandingkan hasil pemeringkatan sebelumnya.

Pencapaian ini menempatkan ANJ pada peringkat pertama di antara perusahaan pertanian global.  Pencapaian ini juga meningkatkan peringkat ANJ dari peringkat kesepuluh di tahun 2022 menjadi peringkat ketiga di tahun 2023 untuk sektor industri produk makanan global, yang dinilai oleh Sustainalytics.

Selain itu, ANJ juga berhasil meningkatkan skor SPOTT, sebuah platform transparansi global untuk industri kelapa sawit, menjadi 93,3% dari 91,1% di 2022. Skor ini menempatkan ANJ di peringkat kelima secara global. Selain SPOTT, sejak 2019 ANJ telah berpartisipasi dalam platform pengungkapan CDP, yaitu organisasi nirlaba internasional terkemuka yang menjalankan sistem pengungkapan lingkungan global.

Pada penilaian CDP, ANJ memperoleh nilai A- untuk kategori Hutan pada unit bisnis kelapa sawit, dan nilai B untuk unit bisnis edamame untuk tahun 2023. Di samping itu, ANJ juga memperolah nilai B untuk kategori Air dan nilai B untuk kategori Perubahan Iklim.

Dalam hal tata kelola perusahaan, ANJ meraih skor 100,27 atau level 5 (>100,00) dari ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS). Skor ini merupakan level tertinggi dengan predikat “Leadership in Corporate Governance”.

Menurut Direktur Keuangan ANJ, Nopri Pitoy mengungkapkan, bahwa ANJ optimis produksi CPO dalam jangka panjang akan terus meningkat, seiring dengan profil usia perkebunan yang masih berada pada usia produksi prima.

"Di tengah tantangan yang dihadapi, kami akan terus memaksimalkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai target produksi CPO sekitar 300.000 mt di tahun ini. Hal ini didukung dengan kombinasi produktivitas perkebunan inti dan didukung oleh peningkatan pembelian TBS dari petani eksternal. Kami memproyeksikan perbaikan kinerja produksi dalam bulan-bulan mendatang seiring dengan terselesaikannya masalah di beberapa perkebunan kami," jelas Nopri.

Untuk mendukung target produksi tersebut, tahun ini ANJ telah menganggarkan belanja modal sebesar USD 36,8 juta. Sebagian besar belanja modal ini dialokasikan untuk mendanai beberapa program yang mendukung peningkatan produktivitas perusahaan, meliputi program penanaman kembali (replanting) di perkebunan Pulau Belitung dan Sumatra Utara I,kompensasi lahan di perkebunan ANJ di Sumatra Selatan, laterisasi jalan, perumahan karyawan dan pembangkit listrik untuk pabrik di perkebunan Papua Barat Daya serta proyek peninggian dan penguatan tanggul sungai di perkebunan Sumatra Utara II untuk penanggulangan banjir.

"Kami percaya program-program tersebut akan mendukung peningkatan produktivitas kami di tahun-tahun mendatang, dikombinasikan dengan inovasi-inovasi dalam praktik agronomi diharapkan dapat menghasilkan produktivitas yang maksimal. Selain itu, kami juga berkomitmen untuk melanjutkan program kerja sehubungan dengan strategi memitigasi dan beradaptasi terhadap perubahan iklim yang telah dijalankan ANJ sejak 2012 dengan mengintegrasikan praktik ESG kedalam strategi bisnis perusahaan untuk mencapai target nol emisi karbon (net zero emissions) pada tahun 2030," tutup Nopri. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP