AGRICOM, JEMBRANA, BALI – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) gandeng stakeholder gelar kesiapsiagaan pengendalian serangan ulat Artona catoxantha dan Opisina arenosella, di Kabupaten Jembrana, Bali. Kegiatan ini menindaklanjuti serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada tanaman Kelapa di area perkebunan kelapa rakyat.
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto dalam kesempatan lain mengatakan, sinergi bersama perangkat perlindungan perkebunan sangat penting karena dapat mendukung suksesnya program perkebunan dan tentunya menjadi solusi bantu petani menjawab kendala dilapangan.
“Gerakan pengendalian ini dapat berhasil dengan adanya partisipasi aktif dari para petani dan semua pihak terkait. Harapannya, kegiatan ini dapat berhasil menurunkan tingkat serangan hama ulat secara signifikan, dan jaga kualitas produksi,” ujar Heru, dikutip Agricom .id dari laman resmi Ditjenbun.
BACA JUGA:
- Harga Patokan Ekspor Biji Kakao Turun 4,16 Persen di Periode Oktober 2024
- Harga Karet Kering Sicom Anjlok Rp 1.740 pada Jumat 4 Oktober 2024
- Harga Minyak Sawit Mentah (CPO) di Inacom Turun Rp 78 per Kilogram Pada Jumat (4/10)
Sebagai informasi, kondisi perkebunan kelapa di Indonesia saat ini didominasi 98,93% perkebunan rakyat, namun dalam pengembangannya tentu tak mudah, dihadapkan berbagai tantangan, salah satunya, serangan OPT seperti kumbang tanduk/badak (Oryctes rhinoceros), kumbang janur (Brontispa longissima), ulat daun Artona catoxantha, dan belalang Sexava spp. Bahkan ditambah adanya cekaman iklim ekstrim.
Menurut informasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali beberapa waktu lalu, serangan tersebar di wilayah Subak Buana Merta Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana seluas 15 hektar. Berdasarkan laporan tersebut BPTPH BUN Provinsi Bali pada tanggal 1 Juli 2024 melakukan identifikasi dan gerakan pengendalian dengan melibatkan Subak Abian/kelompok tani
Pada bulan Agustus 2024 lalu, Direktorat Jenderal Perkebunan diwakili oleh POPT Direktorat Perlindungan Perkebunan (Ditlinbun), bersama BBPPTP Surabaya melakukan kunjungan lapang Desa Tuwed, Kecamatan Melaya dan Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan untuk menentukan rekomendasi pengendalian dan kebutuhan bahan pengendali. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan pengendalian.
Ditlinbun dan BPTPH menyerahkan bantuan berupa insektisida nabati berbahan aktif eugenol dan azadirachtin kepada kelompok tani di Desa Tuwed dan Desa Pekutatan untuk bahan pengendali hama Artona catoxantha dan Opisina arenosella di lokasi yang belum dilakukan pengendalian. Selain itu diberikan juga feromon dan perangkap serta jamur Metarhizium anisopliae sebagai Agen Pengendali Hayati hama kumbang kelapa (Oryctes dan Rhyncophorus) di Desa Pekutatan.
Dari hasil pengamatan dan kolaborasi bersama tim Ditjen Perkebunan telah dilakukan beberapa aksi nyata, salah satunya sosialisasi ke petani dan petugas PPL tentang pengenalan OPT, gejala serangan dan siklus hidup hama serta rekomendasi pengendalian atau penanganan yang tepat.
Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) untuk menjaga produksi dan produktivitas tanaman pertanian termasuk perkebunan, agar ketersediaan bahan baku terjaga mutu kualitasnya dan berdaya saing. (A3)