Indonesia Dorong Penyelesaian Isu Pertanian di TIMM G20 Brasil


AGRICOM, BRASIL – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menghadiri pertemuan Trade and Investment Ministerial Meeting (TIMM) di bawah Presidensi G20 Brasil di Brasilia, Kamis (24/10). Mewakili Menteri Perdagangan RI, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen PPI), Djatmiko Bris Witjaksono didampingi Deputi Kerja Sama Penanaman Modal, Tirta Nugraha Mursitama.

Dirjen PPI menyampaikan pentingnya WTO untuk tetap relevan dengan perkembangan dunia saat ini. Indonesia mendorong negara anggota WTO agar mengedepankan pendekatan yang inklusif dan konstruktif dalam mengatasi berbagai tantangan terkini.

“Indonesia mengedepankan reformasi sistem penyelesaian sengketa WTO untuk memastikan prediktabilitas dan integritas dari sistem perdagangan multilateral. Untuk itu, Indonesia mendorong akselarasi negosiasi di WTO untuk menyelesaikan reformasi sistem penyelesaian sengketa pada akhir 2024,” kata Djatmiko, dikutip Agricom.id dari laman resmi kemendag.

BACA JUGA: 

- HPE Biji Kakao Periode November 2024 Ditetapkan USD 7.037/MT

- Harga Referensi Menguat, BK dan PE CPO Ditetapkan USD 196,1 Per MT

Indonesia mendorong penyelesaian isu pertanian, terutama kebijakan stok pangan publik untuk mengatasi rentannya ketahanan pangan dunia. Sementara terkait isu moratorium Custom Duties on Electronic Transmission, Indonesia menekankan pentingnya diskusi lebih lanjut untuk menentukan sejauh mana cakupan dan impact dari CDET. Indonesia menekankan pentingnya akses finansial dan digital bagi perempuan untuk lebih terintegrasi dalam perdagangan internasional.

Pada sesi kedua, Indonesia menekankan pentingnya kolaborasi global. Solidaritas dan kerja sama internasional menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan. Hilirisasi saat ini menjadi salah satu agenda utama Indonesia sebagai kunci pembangunan berkelanjutan. Dengan mendorong penciptaan nilai tambah dan diversifikasi rantai pasok global, upaya ini membutuhkan dukungan dari negara maju agar manfaat pembangunan dapat dirasakan secara merata.

Dalam kesempatan yang sama, Indonesia menegaskan komitmen negara G20 untuk menghindari tindakan unilateral dengan mengatasnamakan kebijakan lingkungan dan perubahan iklim yang dapat menjadi hambatan yang tidak perlu bagi perdagangan internasional.

Sebagai informasi, Pertemuan tersebut terbagi menjadi dua sesi yaitu WTO Reform and Strengthening of the Multilateral Trading System & Women in International Trade dan Trade and Sustainable Development & Sustainable Development in Investment Agreements. (A3)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


TOP