AGRICOM, BOGOR - Pembangunan pertanian Indonesia menghadapi berbagai tantangan strategis pada periode 2024–2029, Perubahan cuaca ekstrem mengancam produktivitas pertanian melalui kekeringan, banjir, dan pergeseran musim tanam. Hal ini menuntut inovasi teknologi untuk meningkatkan ketahanan pangan.
Pertumbuhan infrastruktur dan urbanisasi menyebabkan semakin berkurangnya lahan pertanian produktif. Kebijakan yang tegas diperlukan untuk melindungi lahan pertanian guna mengejar posisi sebagai lumbung pangan dunia.
Menurut Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, Presiden Prabowo Subianto telah memprioritaskan 3 program utamanya yang juga sudah ditegaskan di forum Apec dan G20, yaitu swasembada pangan, energi dan air.
BACA JUGA: Percepat Swasembada Gula Konsumsi 2028, Kementan Gandeng Multi Stakeholder Gula
“Oleh karena itu Presiden Prabowo meminta seluruh kekuatan untuk difokuskan di tiga sektor ini,” ungkap Zulhas saat menutup Seminar Nasional ‘’Potensi Intercropping Padi Gogo di lahan PSR untuk Mendukung Swasembada Beras’’ Bogor, 19 November 2024.
IPB telah memiliki varietas IPB 9 garuda (padi gogo) dengan keunggulan produktivitas tinggi yaitu 11,3 ton/ha GKP. Varietas ini sudah dikembangkan di seluas 500 ha di Kampung Inovasi di daerah Subang dengan menerapkan sistem produksi padi sawah cerdas, deteksi pintar kesehatan padi dan Smartsteeds atau layanan pintar pemupukan dan irigasi.
Penanaman padi secara simbolis. Foto: Agricom.Id
Untuk mendukung tercapainya swasembada pangan dengan produksi beras mencapai rata-rata lebih dari 1,8 Juta ton/tahun, intercropping padi gogo di lahan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dapat dioptimalkan dengan target luasan PSR pada tahun 2025–2031 adalah 400 ribu Ha/tahun dan setelahnya berada di angka 300rb Ha/tahun (2032-2034).
"Idealnya tiap tahun, peremajaan sawit bisa dilakukan pada lahan perkebunan kelapa sawit nasional yang berusia lanjut, seluas 400 ribu hektar", kata SEVP II PT Riset Perkebunan Nusantara, Dr. Misnawi.
Keberhasilan terlaksananya swasembada pangan melalui intercropping di lahan PSR memerlukan dukungan dan komitmen para pihak sebagai ekosistem yang menjamin tersedianya inovasi, sarana dan prasarana produksi (ketersediaan benih, penyediaan pupuk dan alsintan), pendanaan, dan kepastian penyerapan hasil (off-takers) serta dukungan penyesuaian regulasi. (A3)