Agricom, JAKARTA - Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Dwi Sutoro, menggambarkan momen berharga dalam berdiskusi dengan Dr. Rosediana Suharto, seorang diplomat yang berpengalaman luas, terutama dalam isu-isu terkini seperti tantangan industri sawit, ESG (Environmental, Social, and Governance), dan keberlanjutan. Diskusi ini juga menjadi kesempatan bagi mereka untuk berbagi tentang evolusi yang terjadi di PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
Dr. Rosediana Suharto telah lama terlibat dalam industri sawit, terutama melalui Komisi Minyak Sawit Indonesia (KMSI) yang didirikannya pada tahun 2003. Selain itu, beliau juga memegang peran kunci sebagai Direktur Responsible Sustainable Palm Oil Initiatives, memimpin dalam pembentukan standar produksi kelapa sawit berkelanjutan yang menjadi skema Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) pada tahun 2011, yang merupakan yang pertama di dunia yang diwajibkan secara hukum.
"Dengan lebih dari tiga dekade pengalaman bekerja dalam perdagangan dan industri bersama PNS Indonesia, Dr. Rosediana Suharto tidak hanya mempromosikan minyak sawit Indonesia secara global tetapi juga memberikan nasihat tentang perdagangan internasional," ujar Dwi Sutoro.
BACA JUGA: Kementan Jajaki Peluang Investasi Strategis di Forum Bisnis Agri-Pangan Uni Eropa-Indonesia
Diskusi ini tidak hanya membahas tantangan yang dihadapi industri sawit saat ini tetapi juga berfokus pada upaya untuk meningkatkan standar keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan dalam operasionalnya. Dwi Sutoro menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor swasta dan publik untuk mencapai tujuan ini, dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) berkomitmen untuk terus berinovasi dan memperkuat praktik-praktik berkelanjutan dalam manajemen perkebunan kelapa sawitnya.
"Kami berharap diskusi ini akan menginspirasi langkah-langkah strategis baru dalam memajukan industri kelapa sawit yang berkelanjutan di Indonesia," tambah Dwi Sutoro.
Dengan pengalaman dan wawasan yang dimiliki oleh Dr. Rosediana Suharto, diskusi ini diharapkan memberikan kontribusi yang berarti dalam meningkatkan praktik industri sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Tanah Air. (A3)